Crispy

Jokowi Tak Takut Kalah di WTO

“Tapi kalau enggak berani coba, kapan kita akan melakukan hilirisasi, kapan kita setop kirim raw material,” kata Jokowi.

JERNIH- Sejumlah negara, dibuat ngamuk lantaran Indonesia memilih menghentikan ekspor bahan mentah nikel. Bahkan Uni Eropa, menggugat keputusan itu dengan membawanya ke organisasi perdagangan dunia WTO). Soal ini, disampaikan Presiden Jokowi di Jakarta, Rabu (22/12).

Meski begitu, Jokowi tak mempersoalkan persoalan tersebut. Dia bilang, keputusan menyetop pengiriman bahan mentah itu dalam rangka upaya industrialisasi dan hilirisasi Sumber daya alam tanah air.

“Kita nikel kita sudah dibawa ke WTO. Dah, nggak apa-apa, ya kita hadapi,” kata Presiden Jokowi.

Jokowi bilang, aktifitas ekspor bahan mentah sudah berlangsung selama puluhan tahun. Makanya, lewat keputusan tersebut, diharapkan ada nilai tambah dan lapanan kerja makin terbuka lebar.

“Nikel sudah stop, tahun depan yang saya incar bauksit, bauksit stop. Bauksit sudah, tembaga stop. Tembaga sudah, timah stop,” ucap Jokowi seperti diberitakan Kompas.

Dia juga sempat menyinggung pertemuan G-20 yang digelar di Roma, Italia, akhir Oktober lalu. Katanya, pada sebuah kesempatan, dia bersama 15 pemimpin negara lainnya berkumpul dan bakal menandatangani komitmen terkait global supply chain. Tapi rupanya, di dalamnya juga terdapat poin tentang ekspor bahan mentah.

Jokowi pun, memilih tak ikut membubuhkan tanda tangan pada komitmen tersebut. Akhirnya, semua pun buyar.

“Semuanya bubar, enggak jadi yang namanya ini. Hanya gara-gara kita nggak mau tanda tangan, semua jadi buyar lagi. Karena saya tahu juga ini sebenarnya yang diincar hanya kita saja,” kata dia. 

Jokowi tak takut, jika kalah dalam gugatan yang diajukan Uni Eropa di WTO hingga Indonesia diblok negara-negara lain. Sebab dia bilang, memang dibutuhkan keberanian dalam melakukan industrialisasi dan hilirisasi sumber daya alam Indonesia.

“Tapi kalau enggak berani coba, kapan kita akan melakukan hilirisasi, kapan kita setop kirim raw material,” kata Jokowi.[]

Back to top button