Jyllands-Posten Tolak Terbitkan Kembali Kartun Nabi Muhammad
- Tahun 2005 Jyllands-Posten memperoleh reputasi internasional dengan menjadi yang pertama menerbitkan kartun Nabi Muhammad.
- Charlie Hebdo hanya ikut-ikutan. Menerbitkan ulang kartun itu untuk menghindari kebangkrutaan akibat tak laris di pasaran.
- Kini Jyllands-Posten menolak menerbitkan kartun itu lagi dengan alasan melindungi staf-nya di lapangan.
Kopenhagen — Jyllands-Posten, koran Denmark yang kali pertama menggambar kartun Nabi Muhammad, menolak mencetak kembali gambar sosok paling dimuliakan umat Islam sebagai bagian kampanye politik.
Jacob Nybroe, pemimpin redaksi Jyllands-Posten, mengatakan tidak akan berpartisipasi dalam kampanye iklan yang diluncurkan partai New Right.
Kampanye digelar dengan menampilkan kembali kartun Nabi Muhammad, untuk menunjukan dukungan kepada para korban kekerasan di Nice. Pesan lain dalam iklan itu adalah Denmark tidak akan tunduk dengan ancaman kekerasan, pembunuhan, dan teror.
Iklan itu, bekerjasama dengan majalah satir Prancis Charlie Hebdo, akan menyertakan kartun yang digunakan Samuel Paty — guru yang dipenggal Muslim asal Chechnya — dalam pelajaran kebebasan berbicara.
Nybroe mengatakan bersimpati dengan deklarasi solidaritas partai sayap kanan, tapi korannya tidak akan mencetak kembali kartun Nabi Muhammad. Sebelumnya, pihak berwenang menggagalkan empat serangan terpisah yang direncanakan terhadap Jyllands-Posten.
Di masa lalu, staf Jyllands-Posten juga menjadi sasaran serangan. Kurt Westergaard, yang melukis Nabi Muhammad, selamat dari serangan 2010. Saat itu seorang pria masuk ke rumahnya.
“Keamanan yang terpenting bagi kami. Sayangnya ini bukan pertimbangan teoritis, moral, atau politik,” kata Nybroe dalam email ke Journalisten Denmark.
Menurutnya, Jyllands-Posten harus beroperasi di tempat terbuka. Oleh karena itu redaksi tidak ingin mengambil risiko tidak perlu, yang menempatkan staf dalam bahaya langsung.
Hanya dalam satu keadaan kami menunjukan kehati-hatian, yaitu penyensoran dengan ancaman. Jadi, katanya, pihak redaksi tidak akan menerbitkan kembali karikatur Nabi Muhammad.
Tiga surat kabar Denmark lainnya mengatakan perlu meninjau iklan itu sebelum membuat keputusan apakah akan menerbitkan atau tidak.
Tahun 2005, Jyllands-Posten memperoleh reputasi internasional setelah membuat marah umat Islam se dunia. Koran itu menjadi yang pertama menerbitkan karikatur Nabi Muhammad, yang membuat repot PM Anders Fogh Rasmussen karena pemerintahnya menghadapi krisis internasional terburuk sejak Perang Dunia II.
Charlie Hebdo menerbitkan ulang kartun ini, sebagai cara menyelamatkan diri dari kebangkrutan. Kantor Charie Hebdo mendapat serangan hebat, dengan banyak korban jiwa.