Crispy

Kane Tanaka, Manusia Tertua yang akan Membawa Obor Olimpiade Tokyo

  • Kane Tanaka masih punya keinginan lain, melampaui rekor wanita Prancis yang mencapai usia 122 tahun.
  • Ia akan membawa obor di kursi roda sejauh 100 meter, lalu berjalan untuk memberi obor itu ke pelari lain.
  • Kane rajin menghitung sesuatu dan selalu ingin tahu. Itulah yang membuatnya belum pikun.

JERNIH — Kane Tanaka, manusia tertua di dunia, akan membawa obor Olimpiade Tokyo, Mei 2021.

Wanita berusia 118 tahun itu akan mengambil nyala api yang melewati Shime, prefektur Fukuoka, dan keluarga Tanaka mendorongnya di kursi roda sejauh 100 meter, lalu berjalan beberapa langkah untuk memberikan obor kepada pelari berikut.

Kane Tanaka dua kali menderita kanker dan selamat. Ia mengalami dua pandemi global; flu Spanyol 1918 dan virus korona saat ini.

Keluarganya memberi sepatu kets agar Kane tampil layaknya olahragawan saat berjalan membawa obor Olimpiade. Sepatu diberikan Januari 2021 lalu, saat Kane berulang tahun.

“Senang sekali dia mencapai usia 118 tahun dan mempertahankan gaya hidup aktif,” kata Eji Tanaka, cucunya yang telah berusia 60 tahun.

“Kami ingin orang lain melihatnya dan terinspirasi, serta tidak menganggap usia tua sebagai penghalang,” lanjut Eji.

Sebelumnya, Aida Gemanque menjadi orang tertua yang membawa obor Olimpiade musim panas 2016. Saat itu Aida, warga Brasil, berusia 106 tahun.

Alexander Kaptarenko, pemain tenis meja, membawa Obor Olimpiade Musim Dingin Sochi 2014 saat berusia 101 tahun.

Super Centenarian

Kane Tanaka lahir 1903, saat Orville dan Wilbur Wright membuat sejarah dengan menerbangkan pesawat pertama di dunia.

Dia menikah pada usia 19 tahun, dan memiliki empat anak. Ia bekerja di toko keluarga sampai usia 103 tahun.

Saat ini Ken memiliki lima cucu dan delapan cicit. Dia melewati dua perang dunia, dan dua pandemi mematikan.

Dia mewariskan banyak cerita tentang periode dalam sejarah dunia yang dilewatinya, tapi Eji Tanaka mengatakan; “Saya tidak ingat lagi semua yang dibicarakan tentang masa lalunya.

Menurut Eji, Ken berpikiran maju, dan sangat menikmati hidup masa sekarang. Bahkan, dia hampir setua perhelatan olimpiade,

Olimpiade modern kali pertama diselenggarakan tahun 1896, atau tujuh tahun sebelum Ken lahir.

Ketika Olimpiade Tokyo 1964, Kane berusia 61 tahun. Sejauh ini, Kane adalah orang yang melewati 49 Olimpiade musim dingin dan panas.

Kane kini tinggal di panti jompo. Ia bangun pukul 06:00 pagi dan menikmati bermain dengan papan strategis Othello.

Selama 18 bulan terakhir, keluarga Tanaka tidak bisa mengunjunginya akibat pandemi. Di usia setua itu, Kane masih selalu ingin tahu dan menghitung sesuatu. Itulah yang membuatnya tidak pikun.

Namun Kane bukan satu-satunya centenarian Jepang. Tahun lalu, Jepang mencatat lebih 80 ribu centenarian, atau orang yang berusia di atas 100 tahun.

Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang mengatakan jumlah ini meningkat setiap tahun dalam kurun waktu 50 tahun terakhir.

Di Jepang, wanita memiliki harapan hidup 87,45 tahun dibanding pria 81,4 tahun, demikian menurut angka pemerintah yang dirilis Juli 2020.

Tahun 2019, Guiness Book of Record mensertifikasi Kane sebagai orang tertua yang masih hidup di dunia. Kini, Kane mengincar pencapaian lain, melewati rekor wanita Prancis yang mencapai usia 122 tahun.

“Kane bilang dia ingin memecahkan rekor itu,” kata Eji.

Belum Berlatih

Keluarga Tanaka mengatakan Kane belum melakukan latihan untuk membawa obor Olimpiade, tapi sangat senang menjadi bagian perhelatan multievent itu.

“Dia menyukai festival,” ujar Eji.

Namun, keikutsertaannya di Olimpiade — yang disponsori perusahaan asuransi Jepang — sangat tergantung pada kesehatan dan kondisi cuaca.

Olimpiade Tokyo 2020 ditunda akibat pandemi. Kini, obor Olimpiade akan dimulai di prefektur Fukushima pada 25 Maret, tentu saja dengan protokol Covid-19.

Obor akan melewati daerah-daerah yang terkena dampak gempa bumi dan tsunami Tohoku 2011 yang menghancurkan, untuk menandai ulang tahun ke-10 bencana itu.

“Dari situ, obor akan melakukan perjalanan ke setiap sudut di Jepang,” kata para pejabat.

Back to top button