Kastaf Gabungan AS: Militer Rusia Telah Kehilangan 20-30 Persen Pasukan di Ukraina
Pernyataan tersebut senada dengan Kementerian Pertahanan Inggris, yang pada 15 Mei mengatakan Rusia telah kehilangan sekitar sepertiga dari pasukan tempur darat yang telah berkomitmen untuk pertempuran itu.
JERNIH– Militer Rusia telah kehilangan antara 20 persen hingga 30 persen dari angkatan bersenjatanya di Ukraina sejak invasi Rusia dimulai pada akhir Februari. Hal tersebut dikatakan Kepala Staf Gabungan Tentara Amerika Serikat, Jenderal Mark Milley.
Penilaian Milley yang dia berikan selama konferensi pers bersama Menteri Pertahanan Lloyd Austin di Brussel, Rabu lalu, dilakukan setelah mereka bertemu dengan hampir 50 pemimpin pertahanan dunia. Milley menawarkan sekilas evaluasi Pentagon tentang tingkat pasukan dan jumlah korban tewas, topik yang sering luput dibahas oleh pejabat pertahanan.
“Rusia mungkin telah kehilangan sekitar 20 hingga 30 persen dari kekuatan lapis baja mereka,”Kepala Staf Gabungan menjelaskan. “Itu signifikan, sangat besar. Jadi Ukraina melakukan pertarungan yang sangat efektif secara taktis dengan tembakan dan manuver,”kata Milley.
Perkiraan tersebut mirip dengan perkiraan seorang pejabat senior Kementerian Pertahanan yang mengatakan kepada wartawan pada pertengahan April lalu, bahwa Pentagon yakin Rusia masih memiliki sekitar 75 persen dari kemampuan yang dimilikinya pada awal invasi, meskipun pejabat tersebut baru-baru ini mengatakan bahwa Pentagon tidak lagi menghitung angka ini.
Kementerian Pertahanan Inggris pada 15 Mei mengatakan, Rusia telah kehilangan sekitar sepertiga dari pasukan tempur darat yang telah berkomitmen untuk pertempuran itu.
Militer Rusia telah mengumpulkan sekitar 170.000 tentara di sepanjang perbatasan Ukraina sebelum invasi pada akhir Februari. Mereka telah kehilangan lebih dari 30.000 tentara sejak itu, menurut militer Ukraina, yang memberikan pembaruan rutin tentang jumlah korban tewas pihak lawan. Nomor tersebut tidak dapat diverifikasi secara independen.
Sementara itu, Presiden AS, Joe Biden pada Rabu lalu mengumumkan tahap terbaru dari bantuan militer sejumlah 1 miliar dollar AS. Mereka secara progresif meningkatkan persenjataan yang disediakan, dan paket baru termasuk 18 howitzer 155m, jumlah kendaraan yang sama untuk menariknya, 36.000 butir amunisi, dua sistem pertahanan pantai harpun, dan ribuan radio yang sangat aman, perangkat penglihatan malam, pemandangan termal, dan perangkat optik lainnya. [washingtonexaminer.com]