Kelompok pro-Militer Serang Pengunjuk Rasa dengan Pisau dan Pentungan
- Mengacungkan senjata tajam, kelompok pro-militer mengancam wartawan.
- Seorang pengunjuk raksa nyaris tewas dianiaya kelompok pro-militer.
- Tidak ada tindakan dari aparat keamanan.
JERNIH — Bersenjata pisau, pentungan, dan ketapel, dan sekeranjang batu, kelomok pro-kudeta militer menyerang pengunjuk rasa di pusat kota Yangon, Kamis 25 Februari 2011.
Wartawan yang berada di lokasi melaporkan sekitar 1.000 pendukung militer datang ke lebih dulu ke lokasi unjuk rasa. Beberapa mengacungkan senjata mengancam wartawan, lainnya melempari pengunjuk rasa yang baru datang dengan batu.
Pengunjuk rasa mengabadikan insiden itu dengan kamera handphone. Ada yang nekad memvideokan aksi brutal pendukung militer, dengan terus memvideokan insiden.
Saksi mata mengatakan beberapa pengunjuk rasa dipukul pentungan oleh sekelompok pria. Dalam video terlihat seorang pendukung militer menyerang seorang pria dengan pisau.
Insiden mengerikan itu terjadi di luar sebuah hotel di pusat kota Yangon. Pria itu terluka, bersimbah darah, dan petugas darurat menolongnya dengan membaringkan di trotoar.
Thin Zar Shun Lei Yi, aktivis yang ikut aksi unjuk rasa, mengatakan; “Insiden ini memperlihatkan siapa teroris itu. Mereka takut tindakan rakyat menuntut demokrasi.”
Bukan kali pertama kelompok pro-militer menyerang pengunjuk rasa. Di beberapa kota, kelompok pro-militer meneror warga yang ikut aksi protes.
Militer juga menggalang dukungan dari kalangan biksu, dan memanfaatkannya untuk melawan aksi unjuk rasa. Militer sedang menjalankan skenario lama; mendestabilisasi seluruh negeri.