Kepala BNPT: Ulama Berperan Edukasi Masyarakat Agar Terhindar Radikal Terorisme
“Hal tersebut dapat dijadikan pembelajaran bagi ulama dan santri agar tidak mudah terpropaganda yang terus dilancarakan kelompok radikal terorisme utamanya melalui media sosial”
SURAKARTA – Sebagai pihak yang sering bertemu masyarakat dan santri, ulama dan juga pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) memiliki peran penting memberikan edukasi kepada masyarakat dan juga para santri untuk memberikan penjelasan mengenai bahaya paham radikal terorisme dan upaya pencegahannya .
Hal tersebut dikatakan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Boy Rafli Amar, MH, pada acara Silaturahmi Kebangsaan di Pondok Pesantren Al Muayyad Mangkuyudan, Surakarta, Sabtu (29/8/2020).
Dengan adanya edukasi yang diberikan ulama tersebut, tentu masyarakat dan santri dapat mewaspadai terhadap adanya ajakan yang belum tentu sejalan dengan nilai-nilai agama dan nilai luhur bangsa.
Boy juga menyampaikan perkembangan aktivitas terorisme terkini termasuk keberadaan Warga Negara Indonesia (WNI) yang kini terjebak di pengungsian Suriah akibat propaganda yang dilakukan kelompok radikal.
“Hal tersebut dapat dijadikan pembelajaran bagi ulama dan santri agar tidak mudah terpropaganda yang terus dilancarakan kelompok radikal terorisme utamanya melalui media social,” kata dia.
Ia menambahkan, Pancasila sebagai falsafah negara bakal menjadi jalan tengah dan penyeimbang ditengah keberagaman untuk mereduksi radikal intoleran.
“Itulah Pancasila sebagi standaridasi moral untuk berkehidupan bersama, hidup bermasyarakat yang aman dan damai,” ujar dia.
Pihaknya bersyukur bisa melanjutkan silaturahmi tersebut yang salah satunya, ke Pondok Pesantren Al Muayyad. Sehingga upaya untuk mencegah paham radikalisme dan intoleransi, radikal bisa diatasi bersama adanya kerjasama antara unsur umaro dan ulama.
“Terutama para santri harus tetap memiliki wawasan kebangsaan, cinta kepada tanah air, dan mewaspadai adanya ajakan penyebar luasan paham radikal,” ujar Boy.
Dalam kesempatan tersebut, Muhammad Dian Nafi, mewakili pihak Pesantren Al Muayyad dalam kesempatan tersebut mengatakan, para sesepuh atau para pendahulu bangsa telah memberitahu bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan amal jariyah dari para ulama, pejuang dan pendiri bangsa.
Untuk itu, sudah selayaknya seluruh warga bangsa bisa merawat dengan hal-hal yang maslahat dan berguna untuk generasi penerus selanjutnya.
“Untuk itu kita tanamkan kedamaian, kerukunan, dan kebersamaan kepada para generasi muda untuk berkomitmen dalam meneruskan kebaikan di negara kita,” ujarnya.
Pimpinan Pondok Pesantren Al-Quraniy Azzayadiy Surakarta, Abdul Karim, menjelaskan toleransi antar suku dan agama dapat berjalan harmonis. Karenanya, kunjungan tersebut menjadi motivasi pihaknya untuk menyebarkan Indonesia sebagai negara yang aman dan penuh perdamaian.
“Suasana harmoni dan toleransi begitu terasa dalam Pondok Pesantrennya. Kami pernah mendapatkan bantuan dari figur non-muslim dan Tionghoa, yang memberikan tanahnya kepada saya untuk dibangun Pondok Pesantren. Mudah-mudahan dengan kehadiran Kepala BNPT memberikan semangat bagi kami untuk ikut ciptakan Indonesia aman dari radikalisme dan terorisme,” ujar Gus Karim.