Crispy

Komaruddin Rachmat, Penyintas Stroke Jalan Kaki Bandung-Jakarta

BANDUNG—Pagi ini, tepat pukul 06.00 WIB, seorang survivor alias penyintas stroke, Komaruddin Rachmat, memulai perjalanan berjalan kaki dari Bandung ke Jakarta selama lima hari ke depan (25-29 Oktober). Selain memperingati Hari Stroke se-Dunia, perjalanan Komaruddin dilakukan untuk menggugah para penderita stroke dan warga lainnya untuk peduli akan penyakit yang kian menjadi momok tersebut.

Komarrudin akan memulai perjalanannya dari Gedung Sate, Bandung, hari ini, Jumat. Dia berharap akan tiba di Monumen Nasional, Jakarta, pada pada sore 29 Oktober. Komaruddin akan melewati jalur Bandung ( Gedung Sate), Cimahi, Padalarang, Cikalong Wetan, Purwakarta, Karawang, Bekasi, hingga tiba di Jakarta.

“Dalam perjalanan  ini saya akan ditemani seorang teman, Saudara Muzbar, teman kuliah satu angkatan di Fakultas Ekonomi Unpad Angkatan 1974,” kata Komaruddin melalui pesan WA yang dikirimnya. “Beliau mantan atlet lari maraton yang sampai saat ini masih aktif berlari.”

Komarrudin terserang stroke pada 16 September 2012. Diagnosis saat itu dirinya mengalami stroke hemoragik atau pecahnya pembuluh darah di otak. Usai menjalani perawatan di Rumah Sakit Harum,  Kalimalang,  Jakarta Timur, dengan pengawasan dr Gatot Sumantri Sp.S dan dr Krisbanu, Komaruddin yang lahir di Bekasi, 25 Maret 1954, itu diperbolehkan pulang.

“Kondisi realnya saya sepulang dari rumah sakit itu, kaki dan tangan bagian kiri mati rasa. Dibakar pun tidak terasa,” kata Komaruddin. Apalagi saat itu kakinya selalu terasa seperti mengalami ekstrem yang membuat kakinya tak mampu menjejak lantai.

“Belum lagi bahu secara ekstrem miring ke kiri, tangan terkulai lemah tak bertenaga, jari-jari menggenggam kuat tanpa bisa dibuka, sementara mulut mencong dan terus mengeluarkan air liur,” kata dia. Mengenang saat-saat itu, menurut Komaruddin dirinya selalu bersyukur bisa kembali normal sebagaimana biasa.

Perjalanan jauh dengan berjalan kaki ini pun dilakukan Komaruddin dengan niat memberi motivasi kepada para penyandang stroke bahwa mereka  harus  selalu optimistis dan penuh semangat. “Stroke itu bisa dipulihkan, hanya harus berdisiplin, berkemauan keras. Biaya bahkan bisa relatif murah,” kata dia, beberapa menit sebelum memulai perjalanan. [dsy]

Back to top button