Crispy

Kursi Perdana Menteri Selandia Baru diperebutkan Dua Perempuan

Dalam kampanye, Ardern menjanjikan akan menjaga pemerintahan tetap kuat di masa pandemi, dan berusaha menangani resesi secepatnya.

JERNIH-Dua perempuan kandidat Perdana Menteri siap bersaing dalam pemilihan umum dan referendum yang akan digelar di Selandia Baru pada, Sabtu (17/10/2020). Adapun kandidat perempuan tersebut adalah pertahana Jacinda Ardern dan pesaingnya Judith Collins.

Dilansir CNN, pada Jumat (16/10/2020), hingga saat ini Ardern masih memimpin hasil survei. Keberhasilannya mengendalikan penyebaran virus Corona membuat pamor politiknya bersinar.

Pada awal terjadi pandemi, Ardern berani menerapkan lockdown secara nasional, yang kemudian terbukti kebijakan tersebut sangat efektif menekan penyebaran kasus virus corona, dengan 25 pasien meninggal.

Akibat hal tersebut juga, pemerintah setempat memutuskan menggelar pemungutan suara secara bertahap, yang sudah diikuti oleh sekitar 1.6 juta pemilih termasuk Ardern dan Collins.

Pesaing Ardern, yakni Collins, merupakan politikus senior yang memimpin Partai Nasional. Ia dikenal beraliran konservatif poros tengah-kanan. Collins berusia 63 tahun dan telah malang melintang di panggung politik Negeri Kiwi selama 18 tahun.

Sementara Ardern yang saat ini berusia 40 tahun adalah Ketua Partai Buruh yang beraliran liberal. Saat ini Ia menjalin koalisi dengan Partai Hijau yang beraliran kiri

Kedua kandidat perempuan tersebut mempunyai perbedaan yang sanagt menyolok. Ardern mencitrakan dirinya sebagai politikus jujur dan penyayang. Ardern mulai diperhitungkan lawannya ketika Ia menunjukkan sikap mengayomi saat insiden teror penembakan terhadap jemaah di dua masjid di Christchurch, yang merenggut nyawa 51 orang.

Sementara Collins digambarkan sebagai politikus Nasrani yang taat dan tegas. Masyarakat menjulukinya sebagai “Si Penghancur”, karena Ia dikenal sebagai politikus yang tidak mau memberikan toleransi terhadap kasus kejahatan hingga balapan liar di jalan raya.

Karena sikapnya yang tegas tersebut, Collins sering menyandang jabatan yang tidak jauh-jauh dari urusan hukum. Ia pernah menjadi Menteri Kepolisian, Menteri Lapas dan Menteri Hukum.

Collin pernah tersandung kasus pada 2014 ketika Ia menjabat Menteri Hukum. Is dituduh menjelek-jelekkan bawahannya yang kemudian menjadi direktur Badan Kejahatan Serius (SFO). Penyelidikan terhadap kasus tersebut tak pernah berlanjut.

Saat ini survei masih mengunggulkan Ardern, namun hal tersebut tidak membuat Collins berkecil hati. Pengalamannya malang melintang di dunia politik selama puluhan tahun membuatnya pantang menyerah.

Hingga kini Selandia Baru telah memiliki tiga Perdana Menteri perempuan, yakni Jenny Shipley dari Partai Nasional yang terpilih pada 1997. Dua tahun kemudian Jenny dikalahkan Helen Clark dari Partai Buruh. Ardern merupakan Perdana Menteri perempuan ketiga di Selandia Baru. (tvl)

Back to top button