Crispy

Lindungi Investasi Cina, Tentara Myanmar Tembak Mati 38 Demonstran

  • Empat pabrik pupuk dan garmen milik Cina dibakar pengunjuk rasa.
  • Tentara dan polisi Myanmar panik dan memberondong pengunjuk rasa.
  • Sentimen anti-Cina di kalangan penduduk Myanmar mulai terlihat merusak.

JERNIH — Tentara dan polisi Myanmar, Minggu 14 Maret, menembak mati 38 demonstran untuk melindungi pabrik-pabrik yang didanai pemerintah Cina.

Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik Myanmar (AAPP) menyebut menyebut demo sepanjang Minggu adalah yang paling berdarah sejak kudeta 1 Februari 2021.

Bersenjatakan pentungan kayu dan pisau, pengunjuk rasa berhadapan dengan polisi yang menjaga kawasan industri Hlaingthaya di Yagon. Petugas merespon gerakan cepat pengunjuk rasa dengan berondongan ke arah kerumunan.

Sebanyak 22 pengunjuk rasa tumbang dengan tubuh dan kepala berlubang dan darah membasahi jalanan. Korban lainnya tewas dalam perjalanan ke rumah sakit.

Menurut Myawadday, radio yang dikelola tentara, polisi menggunakan kekuatan mematikan setelah sekitar 2.000 demonstran membakar empat pabrik garmen dan pupuk. Pedemo juga mencegah pemadam kebakaran menjangkau lokasi pabrik.

Kedutaan Besar Cina di Myanmar sebelumnya mengeluh pabrik milik Beijing di Hlaingthaya dijarah dan dihancurkan selama unjuk rasa. “Banyak tenaga kerja Cina dan pabrik itu terluka dan terjebak,” kata Kedubes Cina di Myanmar dalam posting Facebook.

Warga Cina di Myanmar diperingatkan tentang risiko yang akan dihadapi, dan mendesak pihak berwenang mengambil tindakan untuk menghentikan tindak kekerasan, menghukum pelaku, dan memastikan keselamatan jiwa dan properti perusahana dan personal Cina di Myanmar.

Sentimen anti-Cina meningkat di kalangan pengunjuk rasa karena Beijing tak mengecam kudeta. Beijing, bersama Rusia, juga dikabarkan memveto usulan PBB untuk memveto kudeta.

Darurat Militer

Untuk melindungi seluruh bisnis Cina di distrik bisnis Hlaingthaya, komandan militer setempat membelakukan darurat militer. Situasi ini membuat Hlaingthaya tidak ubahnya medan tempur.

Di Bago, kota di Myanamar tengah, seorang petugas polisi tewas akibat luka serius di dada. Tiga rekannya juga terluka serius.

TV pemerintah mengatakan pengunjuk rasa menghujani polisi dengan batu dan ketapel. Kerumunan pengunjuk rasa juga membawa senjata, dan petugas sedang memverifikasi.

Myanmar kini diambang perang terbuka, dengan massa rakyat melawan militer dan polisi. Korban di pihak kepolisian juga mulai berjatuhan, dan situasi akan sangat berdarah jika terdapat korban di pihak tentara.

Back to top button