Mafia Italia Menambang Uang di Tengah Wabah Covid-19
Roma –– Siapa paling diuntungkan oleh wabah Covid-19 di Italia?
Jawab: Mafia
Covid-19 di Italia telah merengut 10 ribu orang, dan 97 ribu lebih terjangkit. Ribuan petugas medis terjangkit, dan beberapa bunuh diri akibat takut menjangkiti orang lain.
Tidak ada yang tahu kapan puncak wabah Covid-19 di Italia. Sedangkan mafia Italia, menurut penyelidik mafia Giuseppe Gobernale kepada kantor berita AFP, dapat mengubah ancaman kematian terhadap banyak orang menjadi peluang.
Italia kini terkunci, dengan jutaan orang dipaksa berdiam diri di rumah. Pemerintah Italia menerapkan aturan keras, akibat publik yang relatif ngeyel.
Baca Juga:
— Covid-19: Italia Dilanda Gelombang Depresi Petugas Medis
— Dari San Siro, Covid-19 Menyebar ke Italia dan Spanyol, Membunuh Ribuan
— Korban Covid-19 di Italia Butuh Handphone untuk Ucapkan Selamat Tinggal
Penguncian membuat ekonomi Italia, terbesar ketiga di zona Euro, hancur.
Di Sisilia, Calabria, dan Naples, kelompok mafia Cosa Nostra, Ndrangheta, dan Camorra, mulai mengorganisir diri untuk menambang uang dari situasi bencana.
Economist Intelligence Unit memperkirakan product domestic bruto (PDB) Italia akan mengalami kontraksi tujuh persen tahun ini. Pakar ekonomi Italia memperkirakan 65 persen bisnis kecil dan menengah berada di tepi kebangkrutan.
Bagi mafia, yang bergelut di bisnis pemerasan dan penerima manfaat, adalah peluang pesta pora di tengah bisnis yang sedang sakit.
“Lihat portofolio mafia. Tidak sulit menghitung berapa banak yang bisa mereka peroleh dari pandemi ini,” kata Roberto Saviano, penulis antimafia dalam wawancara dengan La Repubblica.
“Di mana mereka berinvestasi dalam beberapa dekade terakhir? Perusahaan multi layanan — kantin, pembersihan, disinfektasi — daur ulang limbah, transportasi, rumah duka, distribusi minyak, dan makanan,” kata Saviano. “Itulah cara mereka menghasilkan uang.”
Mafia, masih menurut Saviano, tahu apa yang kalian miliki, yang kalian perlukan, dan mereka memberikannya, dengan persyaratan mereka sendiri.
Saviano merukuk pada epidemi kolera di Naples 1884, yang menewaskan setengah penduduk kota. Saat itu, pemerintah membayar sejumlah besar untuk pembersihan, yang langsung masuk ke kantong Camorra.
Governale mengatakan mafia telah merencanakan dengan hati-hati ketika ekonomi akan mulai dibangun kembali.
“Akan ada banyak uang beredar, dan kai akan mempersiapkan rencana memerangi infiltrasi mafia,” katanya.
Mafia, katanya, akan mencari celah dalam sistem. Pemerintah, lanjutnya, harus terus membuka mata akan adanya operasi mencurigakan, munculnya perusahaan baru, dan perusahaan palsu.
Giuseppe Pignatone, mantan pemburu mafia di Reggio Calabria, mengatakan wabah Covid-19 akan membuat pekerjaan pengadilan elbih sulit.
Persindangan ratusan terdakwa mafia akan terhenti, dan itu berbahaya.
Pengalihan sumber daya polisi untuk memerangi Covid-19 dapat berkontribusi terhadap perkembangan mafia. Petugas terbebani peran baru, dan harus menghadapi masalah ketertiban umum.
La Stampa melaporkan dinas rahasia telah memperingatkan pemerintah akan potensi kerusuhan di selatan Italia. Kerusuhan akan dipicu kejahatan terorganisir, jika wabah bergerak dari utara ke selatan.
Mafia, dikayini beberapa pakar kejahatan, telah mengatur pemberontakan di penjara-penjara seluruh negeri sejak awal epidemi. Caranya, menyebarkan ketakutan akan Covid-19 di kalangan narapidana dan menuntut pembebasan.
“Sangat mengkhawatirkan ketika beberapa orang dengan hukuman ringan diijinkan keluar,” kata Nicola Gratteri, jaksa penuntut di Calabria, wilayah kekuasaan mafia Ndrangheta.
Antigone, kelompok hak asasi manusia, mengatakan 2.500 tanahan dibebaskan sejak 29 Februari untuk mengurangi kepadatan penjara.
“Orang-orang itu terkait dengan Ndrangheta. Mereka dibebaskan atau ditahan di rumah. Ini bahaya nyata,” kata Antigone.