Crispy

Menlu Jerman Dukung Solusi Dua Negara Israel dan Palestina saat Berkunjung ke Indonesia

Diplomat tertinggi Jerman menyerukan gencatan senjata segera di Gaza dan mengatakan solusi dua negara adalah satu-satunya cara untuk mengakhiri konflik Israel-Palestina.

JERNIH – Menteri Luar Negeri Jerman Johann Wadephul menyerukan gencatan senjata segera di Gaza dan pembebasan tawanan yang ditahan Hamas setelah pertemuan dengan mitranya di Indonesia.

Johann Wadephul dan Menteri Luar Negeri Indonesia Sugiono mengatakan bencana kemanusiaan akibat perang di Gaza tidak tertahankan dan solusi dua negara adalah satu-satunya cara untuk mengakhiri konflik. “Tujuan kita semua jelas: solusi dua negara, yang harus dinegosiasikan,” kata Wadephul.

Sugiono dalam konferensi pers bersama dengan Wadephul di Jakarta mengatakan, mereka juga membahas cara mengatasi tantangan geopolitik dan meningkatnya hambatan perdagangan selama pertemuan yang produktif dan konstruktif tersebut. Indonesia, negara dengan mayoritas penduduk Muslim terbesar di dunia, merupakan pendukung lama Palestina dan tidak mengakui Israel.

“Jerman, sebagai sahabat dan mitra istimewa Israel, juga memiliki tanggung jawab, dan saya yakin kita akan berdiskusi secara bertanggung jawab mengenai hal ini di masa mendatang,” ujar Wadephul.

Jerman mendukung serangan Israel yang diklaim Tel Aviv terhadap Hamas, tetapi telah meminta Israel mengambil tindakan lebih lanjut untuk meringankan penderitaan di Gaza. Awal bulan ini, pemerintah Jerman mengatakan tidak akan menyetujui ekspor peralatan militer apa punĀ  yang dapat digunakan di Jalur Gaza sampai ada pemberitahuan lebih lanjut.

“Kini terdapat peluang yang sangat besar untuk penyelesaian konflik, di mana banyak negara tetangga telah berkontribusi,” ujar Wadephul. “Akan menjadi kepentingan kita semua jika konflik politik ini dapat diselesaikan melalui proses damai.”

Pertemuan tersebut berlangsung pada perjalanan kedua dari lima hari Wadephul ke Indonesia dan Jepang, yang disebutnya sebagai mitra utama bagi hubungan ekonomi guna membangun perdagangan bebas, persaingan, dan keadilan.

“Sangat penting bagi kami bahwa, di dunia yang penuh krisis dan konflik, dengan pembatasan dan hambatan perdagangan, kita membangun jaringan kemitraan global yang kuat yang terhubung dengan kita secara politik dan ekonomi,” kata Wadephul.

Pembicaraan itu terjadi saat pemerintahan Trump memberlakukan tarif baru pada puluhan negara, termasuk tarif 19% pada Indonesia dan 10% pada Uni Eropa.

Menurut Menlu Sugiono, Jerman adalah mitra dagang dan investor utama Indonesia di Eropa, dengan volume perdagangan tahun lalu mencapai $6,15 miliar, sementara ekonomi terbesar Eropa itu berinvestasi lebih dari $343 juta di Indonesia pada 2024. Negosiasi antara Indonesia dan Jerman mengenai Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif kemungkinan dapat selesai pada 2026.

“CEPA akan semakin memperluas peluang kerja sama, khususnya di sektor ekonomi, antara kedua negara untuk meningkatkan perdagangan dan investasi,” ujar Sugiono, seraya menambahkan bahwa Jerman telah memberikan komitmen sebesar 1,6 miliar euro ($1,8 miliar) untuk masa depan energi bersih Indonesia melalui Kemitraan Transisi Energi yang Adil.

Wadephul juga memuji Indonesia selama mediasi konflik bulan Juli antara Thailand dan Kamboja dan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara karena berperan sebagai jangkar stabilitas di Asia Tenggara.

Back to top button