Crispy

Menunggu Tepuk Tangan Cina untuk Chloe Zhao, Sutradara Terbaik Peraih Oscar

  • Ia sempat dipuji publik Cina dan Hong Kong.
  • Sejumlah Netizen membongkar postingan lama Zhao dan menemukan sang sutradara meremehkan Tiongkok.
  • Tidak ada pujian untuk Zhao di media sosial Cina.

JERNIH — Mungkin tidak ada publik di daratan Cina, terutama Beijing, yang sudi tepuk tangan ketika Chloe Zhao menerima Oscar untuk kategori sutradara terbaik.

Media sosial juga diam, atau bahkan bereaksi sebaliknya saat mendengar kabar itu. Televisi Cina dan Hong Kong juga tidak menyiarkan langsung pemberian penghargaan Oscar tahun ini.

Mungkin Zhao juga nggak peduli.

Chloe Zhao, pembuat film kelahiran Cina, mengangkat kisah penghuni van yang mengalami kesulitan keuangan di puncak resesi AS ke dalam Nomandland, dan meraih Oscar tahun ini.

Ia adalah wanita Asia pertama, dan perempuan kedua di dunia, yang memenangkan penghargaan itu. Zhao lahir di Cina dan tinggal di Beijing sampai usia 14 tahun. Ia pindah ke London untuk menempuh pendidikan di sekolah asrama.

Tak lama di London, Zhao pindah ke Los Angeles dan menyelesaikan sekolah menengah dan menghadiri sekolah film di New York.

Di Cina, nominasi Zhao sebagai penerima Oscar tahun ini disambut gembira. Namun, beberapa pengguna Internet membongkar postingan lama Zhao di media sosial, dan mengklaim sutradara itu meremehkan Tiongkok.

Wanita Kedua

Sejarah 93 tahun Academy Awards hanya mencatat dua nama sebagai peraih sutradara terbaik; Kathryn Bigelow dan Zhao. Bigelow meraih hadiah itu tahun 2010 lewat thriler perang The Hurt Locker.

Tahun ini, Zhao bersaing dengan Emerald Fennel, wanita sutradara Inggris yang menjanjikan. Ini kali pertama kedunya dinominasikan bersama.

Aktor Inggris Daniel Kaluuya, yang kali pertama menyita perhatian internasional dalam film horor komedi Get Out tahun 2017, memenangkan Oscar untuk perannya sebagai aktivs Black Panther Ferd Hampton dalam drama Judas and Black Messiah.

Lahir di London dari orang tua Uganda, Kaluuya menggambarkan dirinya sebagai anak kelas pekerja yang mendapat terobosan besar di industri hiburan sebagai aktor remaja, dan penilis serial TV Inggris, ‘Skins’.

Sebagai Hampton dalam ‘Judas and Black Messiah’, Kaluuya dipuji banyak sineas. Kaluuya melacak sejarah Hampton, mempelajarinya, dan mendalami karakter sang tokoh.

Hampton ditembak polisi Chicago tahun 1969 pada usia 21 tahun. Kaluuya menghormatinya.

Back to top button