Mesin Produksi Munisi Minta Dimodernisasi, Wamenhan: Saat Ini Mesin 60-an
MALANG – PT Pindad – industri pembuatan produk militer dan komersial – harus melakukan modernisasi fasilitas yang dimiliki di Divisi Munisi, agar bisa meningkatkan kapasitas produksi dan menurunkan harga satu peluru.
Demikian diungkapkan Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) RI, Sakti Wahyu Trenggono saat mengunjungi Divisi Munisi milik Pindad di Turen, Malang.
Dari rilis Kemenhan ke Jernih.co, Sabtu (7/3/2020), Trenggono mengatakan, bila PT Pindad (Persero) mampu melakukan modernisasi fasilitasnya dengan menerapkan otomatisasi dan integrasi, akan bisa membuat biaya produksi menjadi turun secara signifikan dan harga jual menjadi lebih terjangkau.
“Sekarang harga jual peluru sekitar Rp4.200 per butir, jika mesin produksi di modernisasi, maka akan terjadi penurunan biaya karena lebih efisien,” katanya.
Menurut Trenggono, mesin produksi milik perusahaan plat merah tersebut, yang ada saat ini adalah mesin tahun 60-an. “Jadi sudah sangat tua. Kemhan memastikan seluruh kapasitas pindad akan di serap oleh TNI dan Polri,” kata dia.
Sementara Direktur Utama Pindad, Abraham Mose, menjelaskan pihaknya berencana meningkatkan kapasitas produksi Munisi Kaliber Kecil (MKK), Munisi Kaliber Besar (MKB) atau menengah, Roket/Rudal dan lain-lain yang menjadi program pemerintah dalam mendorong kemampuan industri lokal, menuju kemandirian Alpalhankam.
“Harapan Pindad agar dukungan penuh dari Kementerian Pertahanan ini segera terlaksana terhadap penambahan kapasitas produksi, serta peningkatan kualitas produksi Pindad untuk mendukung kemandirian Alpalhankam,” katanya.
Wamenhan beserta rombongan mengunjungi berbagai fasilitas produksi Divisi Munisi Pindad yang memiliki luas 166 hektare dan terdiri dari fasilitas produksi MKK, MKB atau menengah dan fasilitas pengembangan serta laboratorium uji munisi.
Beberapa waktu lalu gedung fasilitas produksi MKK juga sudah diresmikan untuk menambah kapasitas dari kebutuhan TNI/Polri yang masih belum tercukupi.
Lahan Divisi Munisi juga masih luas yang belum terpakai dan dapat dimanfaatkan untuk pembangunan pabrik-pabrik munisi, baru maupun pabrik propellant yang merupakan bahan baku utama munisi dan belum tersedia di dalam negeri.
Letak Divisi Munisi juga sangat strategis karena dekat jaraknya dengan Bandara Juanda dan Abdurachman Saleh serta pelabuhan Tanjung Perak. [Fan]