CrispyVeritas

Michael Collins, Astronot Apollo 11 yang tak Menginjak Bulan, Meninggal Dunia

  • Ketika Neil Armstrong dan Buzz Andrine turun ke Bulan, Michael Collins bertugas di modul.
  • Ia punya kesempatan melakukannya, tapi menolak terbang lagi dalam program Apollo berikutnya.
  • Jadilah Michael Collins tidak sepopuler Armastrong dan Aldrine.

JERNIH — Michael Collins, satu dari tiga astronot yang melakukan perjalanan ke Bulan, meninggal dunia pada usia 90 tahun setelah berjuang melawan kanker.

Di laman Twitter-nya, Keluarga Collins mengonfirmasi kematiannya, dan menggambarkan sang astronot menghabiskan hari-hari terakhirnya dalam damai, bersama keluarga.

“Mike selalu menghadapi tantangan hidup dengan keanggunan dan kerendahan hati,” tulis Keluarga Collins. “Ia menghadapi tantangan terakhirnya dengan cara yang sama. Kami sangat merindukannya.”

Namun, masih menurut Keluarga Collins, betapa beruntung Mike menjalani hidup selama ini. “Hormati keinginannya agar kita merayakan, bukan berkabung,’ lanjut pernyataan itu.

Keluarga Collins meminta privasi, dan berjanji detail pemakaman akan segera diumumkan.

Lahir di Italia 1930 dari keluarga perwira Angkatan Darat AS, Collins bergabung dengan Angkatan Udara AS tahun 1950-an. Tahun 1963 ia terpilih sebagai kandidat program Apollo bersama dua lainnya.

Collins kali pertama terbang ke luar angkasa dengan kapsul Gemini 10 tahun 1966, kemudian Apollo 11 pada Juli 1969. Ia menjadi satu dari tiga astronot pertama dari kelompok 24 yang akhirnya terbang ke bulan di bawah program Apollo.

Namun, Collins tidak menginjakan kaki di Bulan. Ia bertugas di modul komando yang mengorbit permukaan Bulan. Neil Armstrong dan Buzz Aldrine mendarat dan berjalan di satelit Bumi.

Collins memiliki kesempatan terbang lagi ke Bulan dengan Apollo 14 tahun 1971, dan Apollo 17 tahun 1972, tapi menolak melakukannya. “Saya tidak ingin terbang lagi setelah Apollo 11,” katanya.

Ia memang tidak pernah terbang lagi, dan memang tidak pernah ada lagi penerbangan ke Bulan.

Antara 1969-1971, Collins menjabat asisten menteri luar negeri bidang hubungan masyarakat pada pemerintahan Presiden Richard Nixon. Tahun 1971-1978 Collins bekerja sebagai direktur National Air and Space Museum di Washington DC.

Setelah itu Collins menjabat wakil menteri di Smithsonian Institution, dan pensiun dari Cadangan Angkatan Udara tahun 1982. Tiga tahun kemudia dia mendirikan perusahaan konsultan.

Collins tahu semua tentang dirinya bernilai bisnis. Tahun 1970-an, 1980-an, dan 1990-an, ia menulis berbagai buku, termasuk biografi, buku anak-anak tentang astronautika, dan buku tentang kemungkinan misi berawak ke Mars.

Tahun 2014 ia kehilangan orang terkasih ketika Patricia, istri yang mendampingi selama 57 tahun, meninggal. Collins menghabisi tahun-tahun bersama tiga orang anaknya.

Mengunjungi Rusia

Tahun 1975, di puncak Perang Dingin, Collins mengunjungi Uni Soviet. Ia memanfaatkan semua hari di negeri itu dengan menunjungi Museum Sejarah Kosmonautika Tsiolkovsky di Kaluga, serta rumah ilmuwan roket terkenal Konstantin Tsiolkovsky.

Sebelum penerbangan Apollo 11, dan setelah penerbangan Gemini, Collins dan astronot David Scott bergabung dengan kosmonot Uni Soviet Pavel Belyayev dan Konstantin Feoktistov di Paris Air Show tahun 1967.

Keempatnya membahas penerbangan luar angkasa, membandingkan rejimen pelatihan astronot dan kosmonot, prospek dan misi berawak ke Bulan. Mereka menikmati vodka.

Dua tahun lalu, Collins memberi penghormatan kepada astronot Uni Soviet Alexei Leonov atas kematiannya. Ia memuji Leonov sebagai penjelajah ruang angkasa pertama tapi juga juru bicara berbakat, seniman program luar angkasa Rusia. Leonov, menurut Collins, adalah pribadi yang luar biasa.

Pekan lalu, dalam salah satu tweet terakhirnya pada kesempatan Hari Bumi, Collins menulis; “Ada beberapa hal yang lebih rapuh atau lebih indah dari Bumi, dan mendorong orang di selurun dunia untuk bekerja sama hari ini dan setiap hari untuk melindungi rumah kita.”

Back to top button