Nyaris Diperkosa Secara Virtual di Meta Platforms, Seorang Ibu ‘Ngadu’ ke Mark Zuckerberg
- Mark Zuckerberg memperkenalkan fitur batas pribadi yang akan melindungi pengguna dari upaya pelecehan seksual.
- Meta Platforms memang harus bertindak cepat agar orang tak kehilangan kepercayaan.
JERNIH — Mark Zuckerberg, CEO Meta Platforms, menambahkan fitur untuk memerangi pelecewhan realitas virtual beberapa hari setelah seorang wanita mengatakan hampir diperkosa secara beramai-ramai di metaverse.
“Fitur, yang disebut ‘batas pribadi’, akan mencegah avatar virtual pengguna lain menyerang ruang pribadi Anda,” demikian keterangan resmi Meta Platforms dalam postingan blog, Jumat 4 Januari.
Fitur itu akan diluncurkan di dunia realitas virtual Meta’s Horizon Worlds, dan Horison Venues, Sabtu 5 Januari 2022 atau hari ini.
“Jika seseorang mencoba memasuki batas pribadi Anda, sistem akan menghentikan gerak maju mereka saat mencapai batas,” kata Meta. “Kami percaya batas pribadi adalah conton kuat tentang bagaimana VR, atau realitas virtual, memiliki potensi membantu orang beriteraksi dengan nyaman.”
Fitur akan muncul jika pengguna lain berada dalam jarak sekitar empat kaki, atau satu setengah meter, dengan Anda. Artinya, setiap pengguna terlindung dari niat jahat yang lain.
Berita ini muncul setelah seorang ibu di Inggris mengatakan nyaris diperkosa beramai-ramai saat menguji beta Meta’s Horizon Worlds akhir tahun lalu.
“Dalam 60 detik setelah bergabung, saya dilecehkan secara verbal dan seksual oleh tiga sampai empat avatar laki-laki,” kata Nina Jane Patel (43) dalam posting blog-nya.
“Secara virtual, geng memperkosa avatar saya dan mengambil foto. Ketika saya mencoba melarikan diri merka berteriak jangan berpura-pura Anda tidak menyukainya, dan gosokan diri Anda pada foto itu,” lanjut Nina.
Dalam pernyataan kepada New York Post, Patel meminta Meta memperkenalkan fitur anti-pelecehan yang lebih kuat.
“Pelecehan di metaverse adalah masalah serius yang perlu disatukan oleh industri, untuk menerapkan kontrol keamanan dan langkah-langkah keselamatan yang benar,” kata Patel.
Mark Zuckerberg layak bertindak cepat mengatasi masalah ini. Meta Platforms baru saja mengalami kejatuhan saham paling parah dalam sejarah, yang membuat Zuckerberg terancam kehilangan tempat di posisi 10 besar orang terkaya di dunia.
Kejatuhan disebabkan tiga hal; pendapatan Meta Platforms — dulu bernama Facebook — yang menurun, pengguna Facebook yang stagnan di AS, Kanada, dan Eropa, serta investasi perusahaan di industri metaverse yang sulit dijelaskan.
Zuckerberg membela diri dengan mengatakan investasi itu akan terbayar dalam jangka panjang. Namun, sejauh ini sebagian besar penghasilan Meta masih berasal dari penjualan iklan di situs media sosal.