Olimpiade Paris 2024: Petinju ‘Transgender’ Aljazair Bikin Gempar, IOC Kebanjiran Kecaman
- Angela Carini didukung JK Rowling dan Elon Musk. IBA mengutuk keputusan IOC mengizinkan Imani Khelif berlaga.
- Aljazair mengatakan petinjunya bukan transgender, tapi perempuan yang mengidap hyperandrogenis.
JERNIH — Angela Carini, wanita petinju Italia, hanya bertahan 45 detik saat menghadapi Imani Khelif dari Aljazair. Dua pukulan keras Khelini menjatuhkannya ke kanvas, dan wasit menghentikan pertandingan.
“Ini tidak adil,” teriak Carini seraya melempar helmnya.
Saat wasit menyatakan Khelif sebagai pemenang dengan mengangkat tangannya, Carini — yang turun di kelas welter 66 kilogram — menarik tangannya.
Carini meracau di atas ring. “Saya terbiasa menderita, saya tidak pernah menerima pukulan seperti itu, yang membuat saya tidak mungkin melanjutkannya,” kata Carini.
Di media sosial, Carini mendapatkan curahan solidaritas dari para kritikus transgenderisme di seluruh dunia. Khelif secara biologis laki-laki, bukan perempuan. Pertandingan itu tidak adil.
“Ini memuakan. Ini tragedi. Tidak peduli apa yang Anda yakini, ini salah dan berbahaya,” kata Jake Paul, Youtuber yang beralih menjadi petinju profesional.
JK Rowling menulis; “Seorang wanita petinju muda baru saja kehilangan semua yang diperjuangkan dan latih karena kalian mengizinkan pria naik ring menghadapinya.”
Komite Olimpiade Internasional (IOC), lanjut JK Rowling, akan selamanya ternoada oleh ketidakadilan brutal terhadap Carini.
Riley Gaines, perenang AS, yang memulai badai kecaman setelah kekalahan Carini. Ie mmbuat tampil dengan tagar #Saya mendukung Angela Carini di X, yang didukung Elon Musk.
“Semua pesaing mematuhi aturan kelayakan,” kata juru bicara IOC Mark Adams. “Ini bukan masalah transgender.”
Tahun 2023 Khelif didiskualifikasi Asosiasi Tinju Internasional (IBA) sebagai pria biologis. Khelif mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS), tapi mencabutnya selama proses berlangsung.
IBA memprotes IOC karena mengizinkan Khelif berlaga, dengan alasan peraturannya menimbulkan pertanyaan serius tentang keadilan kompetitif dan keselamatan atlet.
Namun, IOC terlanjur memutuskan Khelif adalah perempuan. Lin Tu-ting, petinju Taiwan, juga dianggap perempuan sesuai paspor mereka. IOC tidak mendengar protes IBA, karena asosiasi tinju ini berpusat di Rusia.
Kontingen Aljazair membela petinjunya. Khelif bukan transgender, tapi perempuan yang menderita suatu kondisi yang dikenal sebagai hyperandrogenism, yang ditandai dengan kadar testosteron tinggi dan adanya kromoson XY.
“Kami mengutuk penargetan dan pencemaran nama baik kami yang tidak etis terhadap atlet kami Imane Khelif, dengan propganda tak berdasarkan,” kata Komite Olimpiade Aljazair.