Pangeran Bernhard: Anggota Nazi atau Pahlawan Belanda
- Ia lahir dari keluarga aristokrat Jerman dan terdaftar sebagai pasukan paramiliter Nazi.
- PM Churchil memerintahkan Ian Fleming, perwira intelejen dan penulis James Bond 007, menginterogasinya.
JERNIH — Bagi generasi tua Belanda, terutama yang bertahan saat pendudukan Jerman, foto di atas pasti mengingatkan mereka akan saat-saat Pangeran Bernhard tiba di Amsterdam dan disambut sebagai pahlawan tahun 1944.
Pangeran Bernhard memang pahlawan, setidaknya bagi generasi Belanda saat itu, tapi tidak bagi intelejen Inggris dan sedikit perwira sekutu yang terlibat dalam Perang Dunia II. Ia terlibat dalam beberapa misi tempur sekutu di beberapa teater Perang Dunia II, tapi tetap dicurigai sebagai mata-mata Jerman.
Ia bersikeras menetap di London untuk berperang melawan Jerman, bukan berangkat bersama Ratu Juliana, istrinya, mengungsi ke Kanada. Ia memainkan peran menonjol dalam Operation Market Garden, September 1944 untuk mengakhiri pendudukan Jerman atas Belanda.
Situs dw.com menulis Pangeran Bernhard terlibat langsung dalam pertempuran, berkeliling di jalan-jalan Nijmegen setelah pertempuran untuk memastikan kota telah dibebaskan, atau menyeberang jembatan Sungai Rhine tanpa rasa takut.
Usai perang, Pangeran Bernhard menerima banyak penghargaan militer dan sipil dari Inggris, Belanda, bahkan Jerman (Barat), atas perannya dalam Perang Dunia II.
Inggris Curiga
The Irish Times menulis Bernhard lahir dari keluarga aristokrat Jerman. Saudaranya, Pangeran Aschwin dari Lippe-Biesterfeld, adalah perwira di tentara Jerman, yang diduga membawa Bernhard masuk menjadi anggota Nazi.
Awal 1930-an Bernhard tercatat sebagai anggota Sturmabteilung, atau paramiliter Nazi asli. Ia kemudian pindah ke koprs kavaleri Reiter SS atas peran saudaranya. Tahun 1936, saat mengikuti Olimpiade Musim Dingin, Bernhard bertemu Ratu Juliana. Setahun kemudian keduanya menikah dan memiliki enam anak.
Selama Perang Dunia II, terutama setelah Jerman menduduki Belanda dan Kelurga Kerajaan mengungsi ke Inggris, Bernhard menjadi kepala misi militer Belanda di London. Ia terlibat dalam siaran BBC layanan luar negeri.
Lewat corong radio, Bernhard memaki-maki Adolf Hitler, menyebutnya sebagai tiran yang ditakdirkan untuk dikalahkan. Namun, dinas intelejen Inggris tetap mencurigainya, dengan tidak memberi akses terhadap informasi intelejen paling sensitif.
Atas perintah PM Inggris Winston Churchil, Bernhard diperiksa oleh perwira muda intelejen yang kelak dikenal sebagai penulis novel James Bond 007, yaitu Ian Fleming. Bernhard juga terlibat dalam beberapa perencanaan perang.
Meski masih sangat curiga, Inggris menempatkan Bernhard dalam skuadron tempur udara 322 RAF. Ia terlibat dalam banyak misi tempur sekutu, dengan total 1.000 jam terbang, serta selamat dari dua kecelakaan.
Pada 5 Mei 1945, saat Jerman menyerahkan Belanda, terdapat catatan bahwa Bernhard menghindari berbicara dalam Bahasa Jerman.