Pasokan Vaksin Corona Berkurang Program Vaksinasi Direm Dulu
![](https://jernih.co/wp-content/uploads/vaksinasi-tv-1-3.jpg)
Kementerian Luar Negeri bersama Kementerian Kesehatan masih menempuh berbagai upaya diplomasi dengan negara produsen vaksin Corona untuk mendapatkan vaksin.
JERNIH-Terjadinya gelombang ketiga kasus aktif Covid-19 di berbagai negara Amerika, Eropa dan Asia, ternyata berpengauh pada ketersediaan vaksin Corona di Indonesia.
Berkurangnya ketersediaan vaksin Corona tersebut disampaikan Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin yang mengabarkan bahwa jumlah vaksin Corona yang tersedia untuk bulan Maret dan April berkurang. Jika sebelumnya ditargetkan tersedia 30 juta dosis, ternyata hanya ada sebanyak 20 juta dosis.
Budi menjelaskan penyebab berkurangnya ketersediaan vaksin Corona tersebut disebabkan terjadinya lonjakan gelombang ketiga kasus aktif Covid-19 atau third wave di beberapa negara di Eropa, Asia, dan Amerika Serikat. Sehingga pemerintah negara-negara yang memproduksi vaksin tersebut memutuskan vaksin Corona untuk sementara tidak boleh keluar dari negaranya atau hanya digunakan di negara masing-masing.
“Sehingga mempengaruhi ratusan negara di dunia, termasuk di Indonesia”. ,” jelas Budi dalam konferensi pers di YouTube Sekretariat Presiden, Senin (5/4/2021).
Dampak nyata dirasakan pemerintah Indonesia dimana ketersediaan vaksin Corona untuk Maret dan April yang seharusnya 30 juta dosis hanya terpenuhi dua pertiga persen.
“Sehingga, jumlah vaksin yang tadinya tersedia untuk bulan Maret dan April masing-masing 15 juta dosis atau totalnya dua bulan adalah 30 juta dosis, kita hanya bisa dapat 20 juta dosis atau dua per tiganya” Kata Budi lebih lanjut,
Berkurangnya ketersediaan vaksin akhirnya berpengaruh pada program vaksinasi massal.
“Akibatnya, pelaksanaan vaksinasi akan diatur ulang kembali, karena stok vaksinnya yang berkurang supply-nya,”.
Pemerintah akan memprioritaskan kalangan masyarakat yang rentan terpapar virus corona, yakni masyarakat yang berusia 60 tahun ke atas atau lanjut usia (lansia),, pertimbangan mengutamakan lansia karena jumlah kumulatif kasus kematian akibat virus corona di Indonesia, 50 persen berasal dari kelompok lansia.
“Oleh karena itu dengan adanya keterbatasan vaksin di bulan April ini, kita arahkan agar disuntikan terutama untuk para lansia, yang sebagian besar lansia kalau ada jatah sisanya kita suntikan ke guru, karena memang rencananya semua guru akan divaksinasi sampai Juni,” jelas Budi.
Budi berjanji akan terus mengupayakan pemenuhan stok vaksin dengan melakukan negosiasi dengan produsen-produsen vaksin dan negara-negara penghasil vaksin. Budi juga berharap, ke depan stok akan meningkat dan pelaksanaan vaksinasi juga akan terus meningkat.
“Mudah-mudahan di bulan Mei bisa kembali normal, sehingga kita bisa melakukan vaksinasi dengan rate seperti sebelumnya yang terus,” meningkat,”, (tvl)