Patung Chistopher Colombus Dirobohkan dan Dibuang ke Danau
Richmond — Dunia mengenal dia sebagai penemu benua Amerika. Penduduk asli Amerika melihat kedatangannya sebagai awal penindasan ras dan pembantaian suku-suku Indian.
Dia adalah Christopher Colombus.
Patungnya berdiri di Richmond, ibu kota negara bagian Virginia, selama bertahun-tahun. Kemarin, pengunjuk rasa merobohkan patung itu, membakarnya, dan membuangnya ke Danau Richmond.
Alas patung dicat, ditutupi dengan kalimat; Columpus Mewakili Genosida.
Colombus tiba di Amerika tahun 1492, dan mengawali penjajahan Eropa selama berabad-abad. Ia menjadi simbol penaklukan dan kekerasan terhadap penduduk asli.
Tidak satu polisi pun terlihat di Byrd Park — tempat aksi demo berlangsung. Di atas pedemo, helikopter berputar-putar ketika patung yang menjadi ikon kota dirobohkan.
Aktivis Chelsea Higgs-Wise termasuk di antara demonstran. Ia berbicara di kerumunan pedemo tentang perjuangan masyarakat adat dan Afro-Amerika.
“Kita harus mulai dari mana untuk memulai semua ini,” kata Higgs-Wise. “Kita harus mulai dengan orang-orang yang berdiri kali pertama di tanah ini.”
Vanessa Bolin, dari Richmond Indigenous Society, mengatakan dia datang untuk memperlihatkan solidaritas kepada mereka yang memprotes kebrutalan polisi.
Pembicara Joseph Rogers mengatakan rasisme telah mempengaruhi orang Afro-Amerika dan penduduk asli.
Patung Columbus berdiri di Richmond, Desember 1927, dan menjadi patung pertama sang pelaut di bagian Selatan AS.
Sebelumnya, 1 Juni lalu, patung Jenderal Konfederasi Williams Carter Wickham ditarik dari alasnya di Monroe Park, Richmond.
Gubernur Virginia Ralph Northam juga memerintahkan pemindahan patung Jenderal Robert E Lee dari Richmond’s Monument Avenue, kendati seorang hakim menghentikan rencana itu.
“Di Virginia, kami tidak lagi memberitakan versi sejarah yang palsu,” kata Northam. “Salah satu yang berpura-pura Perang Saudara adalah tentang hak-hak negara, bukan kejahatan perbudakan. Tidak ada yang percya itu.”
“Tahun ini, kita tidak bisa lagi menghormati sistem yang berdasarkan pembelian dan penjualan orang-orang yang diperbudak,” lanjutnya.
Nasib patung-patung kini berakhir setelah kematian George Floyd di Minneapolis.