Pejabat Yaman: Tanpa Operasi Darat, Membom Houthi Nggak Ada Gunanya
- Yaman terpecah dua. Pemerintah yang sah berbasis di Aden, setelah Sanaa direbut Houthi.
- Pemerintah Yaman yang sah minta bantuan senjata dari Barat untuk menggasak Houthi.
JERNIH — Aidarus al-Zubaidi, wakil ketua Dewan Pimpinan Presiden Yaman yang berbasis di Aden, mengatakan membom Houthi tidak ada gunanya. Diperlukan operasi darat untuk melumpuhkan kekuatan yang punya nama resmi Ansar Allah.
“Aliansi internasional dan regional diperlukan untuk mengamankan navigasi internasional di Laut Merah,” kata Zubaidi dalam wawancara di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss.
Yaman semula terpecah menjadi dua. Houthi menguasai kawasan utara dengan ibu kota Sanaa sebagai pusat pemerintahan. Kawasan selatan dikuasai pemerintah Yaman sebelumnya, yang dipimpin Abd Rabbo Manshur Hadi.
Belakangan, propinsi-propinsi di selatan memisahkan diri dari pemerintahan Manshur Hadi dan membentuk Dewan Transisi Selatan (STC). Al-Zubaiki mengatakan STC berniat kembali membelah Yaman menjadi dua, seperti di era Perang Dingin.
Houthi nyaris menguasai sekujur Yaman, yang membuat khawatir Arab Saudi. Riyadh, dibantu sejumlah negara Arab, mengobarkan perang dengan Houthi. Namun, yang bisa dilakukan Arab Saudi terbatas pada operasi udara.
“Serangan udara Arab Saudi tidak cukup menghentikan gerakan Houthi,” kata Al Zubaidi. “Perlu pasukan darat untuk mendukung pemboman. Pasukan yang dikerahkan milik pemerintah yang sah.”
Bulan lalu, pihak yang bertikai di Yaman berkomitmen melakukan gencatan senjata dan setuju terlibat dalam proses perdamaian yang dipimpin PBB untuk mengakhiri perang.
Al-Zubaidi mengatakan pemerintah Yaman yang sah membutuhkan bantuan asing. Ia juga mengatakan bantuan yang sah harus berpusat pada pembagian intelejen, peningkatan kapasitas, pelatihan, dan persenjataan.
“Pendekatan ini memungkinkan kekuatan lokal yang kredibel dan efektif untuk bergabung dalam upaya serangan uadra yang digelar Barat,” kata Al-Zubaiki.