Crispy

Pengamat: Sepakati Saja Kapal Moskva Karam Karena Tabung LPG Subsidi Meledak

Menurut Algooth, penyebab tenggelamnya kapal tempur sebuah negara akan selalu ditutupi. Untuk Rusia ini adalah kejadian kali kedua. Yang pertama dan tragis adalah tenggelamnya kapal selam raksasa Kursk pada 12 Austus 2000.

JERNIH– Simpang siur penyebab kapal perang penjelajah Moskva milik Rusia yang karam di Laut Hitam semakin memperjelas masalah besar persoalan korupsi yang dihadapi oleh negara yang mengaku diri adidaya tersebut.

“Sampai saat ini penyebab Moskva tenggelam masih simpang siur di tengah arus perang informasi. Bagi saya ambil kesimpulan sederhana saja. Kapal Moskva itu karam karena tabung elpiji subsidi yang meledak alias korupsi,”ujar Algooth Putranto, pengamat komunikasi Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sahid.

Menurut Algooth, penyebab tenggelamnya kapal tempur sebuah negara akan selalu ditutupi. Untuk Rusia ini adalah kejadian kali kedua. Yang pertama dan tragis adalah tenggelamnya kapal selam raksasa Kursk pada 12 Austus 2000.

Algooth meyakini, tenggelamnya kapal selam nuklir Kursk adalah merupakan salah satu insiden terburuk dalam sejarah Angkatan Laut Rusia. Konyolnya, Kursk tenggelam saat menjalani latihan Armada Utara di kedalaman 108 meter. Peristiwa ini menewaskan 118 awak. 

Sampai sekarang penyebab Kursk tenggelam masih simpang siur. Ada yang bilang kebocoran bahan bakar torpedo sehingga meledak, ada pula versi yang lebih kontroversial yang menyebutkan Kursk mengalami kerusakan akibat tabrakan dengan kapal selam NATO.

“Jangan lupa, ketika tragedi Kursk terungkap, dunia justru dikejutkan dengan fakta bahwa pemimpin Rusia Vladimir Putin saat itu justru menolak tawaran bantuan dari kapal Angkatan Laut Inggris dan Norwegia. Alhasil awak gagal diselamatkan,”ujarnya.

Seperti diketahui ketika awak Kursk berjuang menyelamatkan diri saat itu Putin sedang berlibur di Laut Hitam. Dia baru berbicara ke publik dan meminta bantuan internasional setelah empat hari berita musibah terungkap dan baru mendatangi lokasi setelah sembilan hari.

Pada akhirnya sebagian Kurks berhasil dievakuasi oleh tim Belanda dari dasar laut Barents setahun kemudian dengan biaya sangat besar. Bagian yang mengangkut alutsista dengan hulu ledak aktif dihancurkan, sementara reaktor nuklir dinonaktifkan.

Seiring berjalannya waktu, di tengah ketertutupan investigasi Kurks, justru membuat lebih banyak peneliti politik dan sosial dari Barat yang meyakini penyebab tenggelamnya Kursk adalah akibat korupsi yang yang sudah berlangsung lama dalam sistem politik dan militer di Rusia.

Korupsi di dalam militer yang menahun membuat kesejahteraan prajurit tidak ideal.  Demikian pula standard perawatan dan pengadaan alutsista, sehingga justru membahayakan prajurit yang menggunakan.

Hingga saat ini Rusia dengan seluruh kebesarannya terhitung konsisten dalam praktik korupsi. Sebagai contoh pada tahun 2020, organisasi Transparency International menemukan resiko korupsi yang di pada sektor pertahanan. Alasan kerahasiaan menjadikan kontraktor sipil tidak transparan.

“Bukti korupsi di Rusia luar biasa adalah di tahun 2016, ketika Menteri Ekonomi Rusia Alexei Ulyukayev dan kepala badan anti-korupsi Rusia, Dmitry Zakharchencko ditangkap karena korupsi. Barang bukti uang suap keduanya yang kalau dirupiahkan mencapai triliunan,”ujar Algooth.

Namun yang menjadi masalah besar, pemerintah Rusia bukannya melakukan pemberantasan korupsi dengan baik, sebaliknya justru melibas gerakan anti korupsi yang digerakkan masyarakat dengan melakukan penangkapan.

“Tahun lalu gerakan anti korupsi marak di Rusia. Demonstrasi anti korupsi di seratus kota di seluruh penjuru Rusia terjadi diikuti banyak penangkapan.

Puncaknya, Presiden Putin yang digoyang gerakan anti korupsi justru mengobarkan perang ke Ukraina untuk meraih simpati pendukungya,”kata pengamat tersebut. [ ]

Back to top button