Pers Harus Kawal Transisi Energi di Dalam Negeri
Sementara itu, Indonesia juga berstatus sebagai negara dengan sumber energi yang melimpah. Maka sudah sepantasnya masyakat pers memberi perhatian khusus soal ini. Agar, kelimpahan tersebut bisa digunakan secara maksimal.
JERNIH-Dekarbonisasi telah menjadi isu sentral di dunia internasional dan akan menjadi penggerak utama kebijakan di bidang ekonomi negara-negara besar di dunia.
Sementara itu, Indonesia juga berstatus sebagai negara dengan sumber energi yang melimpah. Maka sudah sepantasnya masyakat pers memberi perhatian khusus soal ini. Agar, kelimpahan tersebut bisa digunakan secara maksimal.
“Untuk kemajuan rakyat, bangsa, dan negara,” kata Khalid Zabidi, Ketua Panitia HUT ke-2 Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI), dalam keterangan tertulisnya.
Khalid bilang, transisi energi dari fosil ke energi baru terbarukan (EBT), tak hanya bisa dilihat dari sudut pandang permintaan dan penawaran saja. Lebih dari itu, pada gilirannya malah akan melahirkan berbagai konsekuensi baru secara geopolitik dan berdampak pada aspek sosial politik di dalam negeri.
Makanya, masyarakat pers nasional perlu mengawal persoalan transisi energi tersebut sejak sekarang. Guna membahas lebih dalam terkait hal ini, Khalid bilang akan menggelar seminar khusus soal dampak geopolitik EBT tadi, di arena HUT ke-2 JMSI, di Kendari, Sulawesi Tenggara.
“Perspektif geopolitik dari transisi energi menuju EBT akan dibahas Ketua Komite Tetap Energi Terbarukan dan Gerakan Net Zero di Kadin Indonesia, Muhammad Yusrizki,” kata Khalid.
Dengan digelarnya seminar transisi energi tersebut, dia berharap bakal memperkaya perspektif insan pers.[]