Crispy

Pertunjukan Sepi akibat Pandemi, Musisi Klasik Inggris Gelar Konser untuk Sapi

  • Konser digelar di sebuah peternakan sapi di Denmark.
  • Sapi-sapi menikmati repertoir yang dimainkan Jacob Shaw.
  • Konser akan terus berlangsung di peternakan lain di Denmark.

JERNIH — Konser pertama Shaw digelar di Desa Stevns, Denmark, tempat dia mengelola sekolah cello, ketika tidak dapat lagi bermain untuk penonton manusia akibat Covid-19.

Shaw percaya suara cello populer di telinga sapi karena suaranya milip lenguh hewan ternak itu. Petani Desa Stevns mengatakan sapi-sapi mereka tampak tenang dan santai mendengar musik yang dimainkan Shaw.

“Bermain untuk sapi adalah kelanjutan apa yang selalus aya lakukan dalam karier solo saya,” kata Shaw kepada kantor berita AFP. “Saya bersemangat untuk mengeluarkan musik klasik dari gedung konser.”

Selama pandemi korona, lanjut Shaw, tidak mungkin bagi musisi menggelar konser di dalam gedung. Hal terbaik yang harus dilakukan, katanya, mengeluarkan musik klasik dari ruang dan diperdengarkan kepada hewan.

Musim gugur Shaw meyakinkan Mogens Haugaard, peternak dan pecinta musik klasik, untuk mengeksposer sapi-sapinya dengan musik klasik untuk meningkatkan kesejahteraan hewan.

“Ketika mendengar ide itu, saya tidak berpikir itu gila tapi menarik,” kata Haugaard. “Saya merasakan efek menenangkan dari musik. Saya pikir musik juga akan memberikan efek menenangkan pada sapi. Perkiraan saya benar.”

Sapi kali pertama diperkenalkan dengan repertoir klasik melalui pengeras suara yang dipasang di gudang pada musim dingin. Dengan cepat sapi tertarik mendatangi asal suara.

“Sejak kali pertama mendengarkan musik klasik, sapi menyukainya,” kata Shaw. “Kini, sapi-sapi itu mulai terbiasa mendengarkan musik klasik, dan hewan itu sehat.”

Haugaard menambahkan; “Sapi-sapi itu kini lebih mudah didedati, lebih santai.”

Shaw berpendapat ternak memiliki preferensi sendiri. Bahkan, sapi bisa menikmati kehalusan musik klasik yang luput dari perhatian orang.

“Sapi-sapi itu bereaksi berbeda terhadap bagian komposisi yang dimainkan. Jika tak menyukainya, sapi akan pergi,” kata Shaw.

Shaw semula datang ke peternakan untuk bermain sendiri. Belakangan, musisi dari Scandinavian Cello School, yang dibuka tahun 2016, datang untuk main bersama.

Menurut Shaw, bermain di tempat terbuka dan di depan penonton yang kurang cerdas membantu seniman menghilangkan stress terhadap sebuah pertunjukan.

Roberta Verna, pemain biola berusia 22 tahun, datang ke Stevns untuk mendapatkan perspektif berbeda tentang berbagai hal. “Ini situasi berbeda dari biasanya, tapi tidak lebih buruk,”katanya.

Menurut Verna, yang menarik adalah sapi-sapi itu benar-benar mendengarkan musik, dan menghormati musisi.

Konser berlangsung 15 menit. Musisi istirahat. Sapi-sapi kembali merumput, menunggu resital berikut. Shaw yakin kelak konser di depan sapi akan menjadi sangat menarik.

“Kelak anak-anak sapi akan tumbuh bersama musik klasik,” katanya. “Saya juga akan akan berhenti memainkan musik klasik di depan sapi.”

Back to top button