Pesawat China Eastern dengan 132 Korban Tewas Sengaja Ditabrakan?
Data penerbangan dari salah satu kotak hitam Boeing 737-800 menunjukkan bahwa seseorang di kokpit sengaja menabrakkan pesawat, mengutip orang-orang yang mengetahui penilaian awal oleh pejabat AS.
JERNIH – Penyelidik jatuhnya pesawat China Eastern Airlines sedang memeriksa kemungkinan tindakan sengaja menabrakan pesawat Boeing 737-800 yang menewaskan 132 orang itu. Hal berdasarkan temuan sementara tidak ada bukti tentang kerusakan teknis pesawat.
The Wall Street Journal melaporkan Selasa (17/5/2022) bahwa data penerbangan dari salah satu kotak hitam Boeing 737-800 menunjukkan bahwa seseorang di kokpit sengaja menabrakkan pesawat, mengutip orang-orang yang mengetahui penilaian awal oleh pejabat AS.
Boeing Co, pembuat jet, dan Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB) menolak berkomentar. Sementara Administrasi Penerbangan Sipil China (CAAC), yang memimpin penyelidikan, tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Boeing 737-800, dalam perjalanan dari Kunming ke Guangzhou, jatuh pada 21 Maret di pegunungan wilayah Guangxi, setelah terjun tiba-tiba dari ketinggian jelajah, menewaskan semua penumpannya di dalamnya yakni 132 orang. Kecelakaan ini adalah bencana penerbangan paling mematikan di Cina daratan dalam 28 tahun.
Pilot tidak menanggapi panggilan berulang dari pengontrol lalu lintas udara dan pesawat terdekat selama terjadinya penurunan ketinggian dengan cepat, kata pihak berwenang. Satu sumber mengatakan kepada Reuters bahwa para penyelidik sedang mencari tahu apakah kecelakaan itu merupakan tindakan “sukarela”.
Tangkapan layar dari kisah Wall Street Journal tampaknya disensor baik di platform media sosial Weibo China dan aplikasi pesan WeChat. Topik tagar “China Eastern” dan “kotak hitam China Eastern” dilarang di Weibo, yang mengutip pelanggaran hukum, dan pengguna tidak dapat membagikan postingan tentang insiden tersebut dalam obrolan grup di WeChat.
CAAC pada 11 April dalam menanggapi desas-desus di Internet tentang kecelakaan yang disengaja menyebutkan bahwa spekulasi itu “sangat menyesatkan publik” dan “mengganggu pekerjaan investigasi kecelakaan”.
Seorang wanita yang meminta untuk diidentifikasi hanya dengan nama keluarganya, Wen, yang kehilangan suaminya dalam kecelakaan itu, mengatakan kepada Reuters pada Rabu (18/5/2022) bahwa dia belum melihat laporan Wall Street Journal tetapi berharap hasil penyelidikan akan segera dirilis.
Wen mengatakan dia dan anggota keluarga korban lainnya telah menandatangani perjanjian dengan China Eastern yang mencakup poin tentang kompensasi, tetapi dia menolak untuk mengatakan berapa banyak yang telah ditawarkan.
China Eastern tidak segera menanggapi permintaan komentar. The Wall Street Journal mengatakan maskapai itu mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa tidak ada bukti yang muncul yang dapat menentukan apakah ada masalah dengan pesawat atau tidak.
Dewan keselamatan transportasi AS membantu Cina mengunduh rekaman suara jet Boeing yang jatuh itu.
Boeing 737-800 adalah pendahulu Boeing 737 MAX tetapi tidak memiliki sistem yang telah dikaitkan dengan kecelakaan fatal 737-MAX pada 2018 dan 2019 yang menyebabkan MAX dilarang terbang dalam waktu lama. China Eastern mengandangkan seluruh armada pesawat 737-800 setelah kecelakaan itu tetapi melanjutkan penerbangan pada pertengahan April. [*]