Pfizer/BioNTech Sumbang Vaksin untuk Atlet Olimpiade
- Vaksinasi akan mengikuti pedoman negara masing-masing.
- Negara yang tak menyetujui penggunaan Pfizer/BioNTech boleh menggunakan vaksin lain.
- Sekitar 11 ribu atlet akan mendapatkan vaksin sebelum Olimpiade Tokyo dimulai 23 Juli.
JERNIH — Pfizer/BioNTech, salah satu pengembang vaksin, akan mendonasikan vaksin Covid-19 kepada atlet dan ofisial Olimpiade Tokyo.
Komite Olimpiade Internasional (IOC) mengatakan pengiriman dosis akan dimulai bulan ini, untuk memberi waktu kepada delegasi Olimpiade setiap negara mendapatkan dua suntikan sebelum tiba di Tokyo.
Rencananya, Olimpiade Tokyo akan dibuka 23 Juli 2021, meski sejumlah kota di Jepang — termasuk Tokyo dan Osaka — masih mengalami penguncian akibat lonjakan kasus.
Bagi IOC, ini adalah kesepakatan vaksinasi penting. Maret lalu, IOC dan pejabat Olimpiade Cina juga mengumumkan perjanjian untuk membeli dan mendistribusikan vaksin sebelum Olimpiade Tokyo dan Olimiade Musim Dingin Beijing tahun depan.
Namun, sebagian besar negara belum mengijinkan penggunaan vaksin Cina untuk keperluan darurat. Sedangkan penawaran Pfizer/BioNTech akan memberi cakupan lebih luas.
Albert Bourla, CEO Pfizer, mengatakan perusahaannya bangga meminkan pern membantu vaksinasi atlet dan delegasi Olimpiade.
“Kembalinya Olimpiade dan Paralimpiade mewakili momen monumental persatuan dan perdamaian dunia, setelah tahun isolasi dan kehancuran yang melelahkan,” katanya dalam pernyataan resmi Pfizer.
Lebih 11 ribu atlet akan berlaga di Olimpiade Tokyo. Jepang berkepentingan dengan Olimpiade, dan sebisa mungkin akan menyelenggarakannya.
PM Jepang Yoshihide Suga sebelumnya telah mengadakan pembicaraan dengan Bourla soal donasi vaksin.
“Setelah pembicaraan itu Jepang melakukan pertemuan dengan IOC, dan rencana donasi telah terealisasi,” kata Pfizer.
Jepang kini mencatat 622 kasus virus korona, dengan 10.500 kematian. Vaksinasi menjadi penting untuk keselamatan atlet.
Namun, menurut IOC, vaksinasi harus dilakukan sesuai pedoman negara masing-masing. Sebab, setiap negara hanya akan mengijinkan atlet mendapat vaksin yang telah disetujui.