Crispy

Wartawan Muslimah Itu Berpuasa, Rezim Militer Myanmar Menjebloskannya ke Ruang Isolasi

  • Seorang wanita yang dibebaskan dari Penjara Insein mengatakan Kay Zon Nway berpuasa sejak hari pertama Ramadan.
  • Petugas penjara menuduhnya mogok makan sebagai protes, dan dijebloskan ke sel isolasi.

JERNIH — Kay Zon Nway, reporter perempuan Myanmar Now yang ditangkap junta militer Myanmar akhir Februari, dipindahkan ke sel isolasi Penjara Insein karena dianggap mogok makan. Pengacaranya mengatakan; “Dia Muslimah dan sedang menjalani puasa Ramadan.”

Zon Nway didakwa berdasarkan Pasal 505a KUHP karena menghasut, dan diancam hukuman tiga tahun penjara. Dia diasingkan sejak 28 April, dan pengacara Nilar Khine baru mengetahui keberadaannya saat melihatnya di sidang pengadilan, Kamis 6 Mei.

“Dia mengatakan kepada saya belum melakukan apa-apa,” kata Nilar Khine. “Beberapa orang melakukan protes duduk di penjara, tapi Zon Nway tidak melakukannya karena berpuasa.”

Menurut pengacara Nilar Khine, Zon Nway dimasukan ke ruang isolasi tanpa alasan. Petugas penjara tidak dapat dihubungi untuk mengetahui situasi Zon Nway sebenarnya.

Seorang wanita yang baru saja dibebaskan dari Penjara Insein mengatakan Zon Nway dituduh melakukan mogok makan sejak hari pertama Ramadan.

“Kay Zon Nway berpuasa karena dia Muslimah, tapi beberapa orang mengatakan kepada petugas penjara bahwa dia melakukan protes dengan mogok makan,” kata wanita itu.

Penggugat dalam kasus ini adalah wakil mayor polisi Sanchaung, yang mengaku melihat Zon Nway menghasut warga yang menggelar aksi protes di bawah jembatan Myaynigone di Sanchaung.

Nilar Khine mengatakan; “Mereka menuduhnya menghasut, tapi hanye memiliki telepon genggam dan tripod sebagai alat bukti ketika ditangkap. Itu adalah barang-barang yang digunakan untuk melaporkan peristiwa, bukan untuk memprotes.”

Soe Yarzar Tun, rekan seprofesi Zon Nway, juga disidangkan hari itu. Yarzar Tun juga dituduh menghasut.

Asosiasi Bantuan untuk Tahapan Politik (AAPP) melaporkan Zon Nway dan Yarzar Tun adalah dua dari 48 wartawan yang ditangkap rezim militer Myanmar.

Back to top button