Pria Jawa-Bugis akan Jadi PM Malaysia
Petaling Jaya — Malaysia besok akan akan punya perdana menteri baru, saat Yang Dipertuan Agung melantik Tan Sri Muhyidin pada 1 Maret 2020.
Muhyidin, yang disebut-sebut keturunan Jawa-Bugis, adalah figur alternatif setelah Mahathir Mohammad dan Anwar Ibraim gagal mendapatkan dukungan sesuai syarat.
“Setelah menerima perwakilan partai dan anggota parlemen independen, menurut Yang Dipertuan Agung orang paling mungkin mendapat kepercayaan dari mayoritas anggota parlemen adalah Muhyidin,” kata Datuk Ahmad Fadil Shamsudin, Comptroller Rumah Tangga Kerajaan.
“Berdasarkan dengan itu, Yang Dipertuan Agung akan menunjuk Muhyidin sebagai perdana menteri sesuai Pasal 40(2)(a) and 43(2)(a) Konstitusi Federal,” lanjut Datuk Ahmad Fadil.
Menurut Datuk Ahmad Fadil, Yang Dipertuan Agung mengatakan penunjukan perdana menteri tidak dapat ditunda karena negara membutuhkan pemerintahan.
“Yang Mulia mengatakan adalah keputusan terbaik untuk semua, dan berharap pergolakan politik dapat berakhir,” kata Ahmad Fadil, dalam pernyataan yang disiarkan Sabtu 29 Februari 2020.
Muhyidin lahir di Pagoh, 15 Mei 1957. Ia menyadang gelar sarjana ekonomi dan studi Melayu dari Universitas Malaya.
Tahun 1978 Muhyidin bergabung dengan Umno. Tahun 2016 nyeberang ke Partai Pribumi Malaysia, dan menjadi presidennya.
Muyidin menjabat menteri besar Johor selama sepuluh tahun. Setelah itu diangkat menjadi menteri dalam koalisi Barisan Nasional.
Portoflio menterinya meliputi Menteri Perdagangan Domestik dan Konsumerisme, Menteri Pertanian dan Industri Berbasis Agro, dan Menteri Perdagangan dan Industri Internasional.
Saat Tun Abdullah Ahmad Badawi dan Datuk Seri Najib Razak menjabat perdana menteri, Muhyidin adalah wakil PM. Namun Najib Razak memecatnya karena mengajukan pertanyaan skandal 1Malaysia Development Bhd (1MDB).
Malaysia sepekan terakhir diwarnai manuver politik dua tokoh yang saling berseteru; Mahatir Mohammad dan Anwar Ibrahim.
Anwar Ibrahim sempat mengklaim mendapat dukungan mayoritas suara parlemen untuk menjadi perdana menteri. Mahathir Mohamad membuat bingung publik dengan mengatakan akan kembali menggandeng Anwar Ibrahim, untuk berkuasa kembali.
Muhyidin muncul ketika tarik-menarik sedemikian kuat. Namun Yang Dipertuan Agung menempatkannya sebagai pilihan kedua, dengan Mahathir di posisi teratas.
Anggota parlemen yang semula mendukung Mahathir tiba-tiba berpaling ke Muhyidin. Anwar Ibrahim berupaya menggagalkan penunjukan Muhyidin, dengan kembali mendukung Mahathir.
Keputusan ada di tangan Yang Dipertuan Agung, dan pilihan jatuh pada Muhyidin.