Revitalisasi Monas Dilakukan untuk Perluas Ruang Terbuka Hijau
JAKARTA—Setelah soal revitalisasi Monas selama beberapa hari menjadi polemik, akhirnya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mendapatkan dukungan. Secara konsep, proyek revitalisasi akan memperluas lahan hijau di kawasan pelataran silang Monas. Selain itu, lahan parkir IRTI yang terletak di depan plaza selatan, juga akan dikurangi.
Revitalisasi Monas menuai banyak kritik, terutama soal keputusan Pemrov DKI Jakarta yang mencabut ratusan pohon di sisi selatan pelataran Monas. Namun, tindakan itu disebut-sebut merupakan bagian dari jangka panjang perluasan ruang terbuka hijau. Proyek revitalisasi dilakukan justru untuk menghijaukan cagar budaya tersebut.
Sebagaimana ditulis Kompas, Kepala Dinas Cipta Karya Pertanahan dan Tata Ruang DKI Jakarta Heru Hermawanto mengatakan, 190 pohon yang dicabut dari sisi selatan pelataran Monas itu merupakan tahap awal revitalisasi. Sisi selatan akan dibuat sebagai plaza untuk upacara atau jenis kegiatan publik lainnya. Tak hanya sisi selatan, Monas secara keseluruhan akan mengalami perluasan kawasan hijau.
”Pencabutan pohon di sisi selatan ini hanya sebagian kecil dari revitalisasi. Kalau orang berpikir pohonnya, kok dicabut semua? Ya kan sedang dikerjakan. Secara total, lahan hijau untuk pohon dan tanaman di Monas nanti akan bertambah,” kata Heru.
Menurut dia, proyek revitalisasi Monas tentu butuh waktu. Heru menargetkan plaza selatan selesai dibangun pada Februari mendatang. Sementara itu, perluasan kawasan hijau dan penanaman pohon dikerjakan bertahap hingga tiga tahun ke depan.
Sementara kepada Katadata, Kepala Unit Pelaksana Teknis Monas Isa Sanuri menerangkan, ke-190 pohon yang dipindahkan itu berasal dari kawasan utara. Untuk yang berukuran besar, berjumlah 150 batang, akan bergeser ke bagian selatan. Yang kecil, berjumlah 55 batang, akan ditanam di bagian timur dan barat. Pemerintah DKI berjanji tak akan sekadar memindahkan tanaman tetapi akan menambah ruang terbuka hijau.
Selain itu, sebuah kolam juga akan dibangun untuk menampilkan refleksi monumen setinggi 132 meter itu. Lalu, ada pula jalur pejalan kaki yang menghubungkan kawasan Monas dengan Masjid Istiqlal dan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat.
Revitalisasi Monas dilakukan supaya menjadi daerah yang lebih hijau lagi. Tujuan itu disetujui anggopta Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP), Tatak Ujiyati. Kepada Indopolitika Tatak mengatakan, Monas justru akan lebih hijau dengan banyak pohon pasca-revitalisasi. Walaupun kini sejumlah pohon ditebang, menurutnya, itu hanya bagian dari upaya penataan yang sedang berlangsung.
“Jadi penebangan itu ya semacam growing pain. Sedikit pengorbanan yang harus dilakukan demi hasil yang jauh lebih besar. Nanti setelah revitalisasi selesai pada tahun 2021, kawasan Monas akan lebih aman, cantik, nyaman, dan lebih hijau dengan lebih banyak pohon,” kata dia.
Tatak juga mengatakan, penataan Monas sudah sangat mendesak karena kawasan itu sudah lama tidak ditata ulang. Ini terkait dengan posisi Monas sebagai salah satu ikon Jakarta. Selain itu, di kawasan Monas rencananya akan ada stasiun MRT, yang membuat wilayah itu menjadi salah satu titik integrasi transportasi ke depan.
“Pemprov DKI Jakarta sudah sejak 2018 merencanakan penataan Kawasan Monas ini dengan menyelenggarakan sayembara penataan Tugu Monas dan penataan Kawasan Monas. Kini pemenang sayembara sudah ada. Penataan juga dilakukan melalui konsultasi dengan berbagai ahli,” tulis Tatak.
Tatak menambahkan, aktivitas pembangunan di Kawasan Monas itu merupakan bagian dari eksekusi penataan Kawasan Monas, dengan desain terbaik yang didapat dari kompetisi ketat. [ ]