Robert Schuman: Kolaborator Nazi, Penggagas NATO, ‘Bapak Eropa’, Calon Santo
- Vatikan mengesahkan dekrit yang menempatkan Robert Schuman di jalur menuju ‘santo’.
- Banyak orang mempertanyakan keputusan Vatikan, karena Schuman adalah kolaborator Nazi.
- Schuman menggagas pendirian NATO, Masyarakat Ekonomi Eropa, dan Uni Eropa.
- Kali pertama politisi menjadi calon santo.
JERNIH — Paus Fransiskus, Sabtu 19 Juni, menempatkan Robert Schuman — penggagas NATO dan arsitek Uni Eropa — di jalur menuju ‘santo’. Sejumlah orang bertanya bagaimana mungkin mantan kolaborator Nazi akan menjadi ‘orang suci’?
Saat ini saja, terhitung setelah pengesahan Paus Fransiskus atas dekrit itu, Schuman telah bergelar ‘yang terhormat’ bagi Vatikan. Pengakuan ini menjadi tonggak paling awal dari proses kanonisasi untuk menjadi santo.
Vatikan menjawab kritik ini dengan mengatakan; “Di balik tindakan publik seseorang, ada interioritas orang yang menghayati sakramen, yang jika dia bisa, akan pergi ke biara, merenungkan Sabda suci sebelum menemukan bentuk kata-kata politiknya.”
Siapa Robert Schuman
Dalam tradisi Katolik, ada syarat mutlak bagi seseorang untuk dianggap santo, yaitu memiliki dua mukjizat yang dapat dibuktikan sebelum Vatikan menganugerahkan kesucian.
Robert Schuman tentu saja tidak memenuhi syarat itu. Vatikan juga tidak menyebut mukjizat Schuman sebelum Paus Fransiskus menandatangani dekrit itu.
Damian Wilson, jurnalis Inggris yang menulis di Russia Today, mengatakan tidak ada yang mengatakan Robert Schuman orang jahat, tapi keputusan Paus Fransiskus untuk mencampur-adukan politik dengan agama menimbulkan beberapa pertanyaan.
Karier politik Schuman dimulai dengan menjadi menteri di bawah Marsekal Philippe Petain, pahlawan Prancis pada Perang Dunia I yang menjadi kolaborator Nazi pada Perang Dunia II. Selama kekuasaan Nazi di Prancis, Petain memimpin pemerintahan Vichy.
Pemerintahan Vichy memburu orang-orang Yahudi dan menyerahkannya ke Gestapo untuk diangkut ke kamp-kamp pemusnahan Reich Ketiga. Schuman memprotes metode Nazi. Ia ditangkap dan diinterogasi.
Saat hendak dibawa ke kamp konsentrasi Dachau, Schuman melarikan diri berkat bantuan seorang pengacara Jerman.
Usai Perang Dunia II, upaya Schuman memasuki dunia politik diblokir karena keterlibatannya dalam pemerintahan Vichy. Namun, pendekatannya kepada Presiden Charles de Gaulle yang berhasil membuatnya mampu menjadi tokoh sejarah.
Tidak diketahui apa yang mendorong De Gaulle mencabut larangan Schuman kembali ke politik. Yang pasti De Gaulle tidak mungkin melakukan pemeriksaan forensik.
Di bawah De Gaulle, Schuman bebas mengejar karier politiknya. Ia menjalani dua tugas singkat; perdana menteri dan menteri luar negeri Prancis pasca Perang Dunia II.
Ia memainkan peran penting dalam pendirian Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) tahun 1950-an, yang kemudian berkembang menjadi Masyarat Ekonomi Eropa (MEE) tahun 1957 dan Uni Eropa 1993. Saat kematiannya tahun 1963, Schuman mendapat gelar salah satu bapak Eropa.
Lahir di Luksemburg dari keluarga penganut Katolik taat, Schuman memang harus dianggap terhormat. Namun, kariernya adalah politik, bukan panggilan agama. Menurut Wilson, apakah mungkin ada orang yang berdoa kepada politisi?
Masih ada jalan untuk menjadi orang suci. Salah satunya, dan bukan masalah kecil, adalah dua mukjizat. Biasanya, mukjizat berupa pemulihan medis yang tidak dapat dijelaskan dan hanya dapat dikaitkan dengan ‘kekuatan’ yang diyakini dimiliki ‘orang suci’.
Apakah Schuman memiliki mukjizat ini, yang diperkuat testimoni orang-orang yang melihat mukjizat itu, sebelum dibeatifikasi dan dikuduskan.
Mungkinkah Uni Eropa dianggap sebagai keajaiban politik, yang tercipta berkat mukjizat Schuman?
Sepanjang sejarah, Eropa tak pernah bersatu. Banyak perang terjadi di Eropa, dan dua perang dunia juga terjadi di Eropa. Sebelum Schuman, tidak ada yang menggagas penyatuan Eropa.
Jika itu yang dimaksud Vatikan, menurut Wilson, sudah saatnya Ursula von der Leyen dan murid-murid Uni Eropa berlutut dalam doa kepada Schuman. Mungkin, mukjizat Schuman akan mampu mengatasi kegelisahan atas Islamisme di Prancis dan migrasi yang melintasi Mediteranea yang berpotensi menimbulkan keretakan di Eropa.