Crispy

Satu Sukarelawan Sakit, Uji Vaksin AstraZeneca Dihentikan

  • AstraZeneca belum menjelaskan penyakit yang diidap sukarelawan, dan apakah berhubungan dengan vaksin.
  • Beberapa pakar mengatakan penghentian uji klinis biasa terjadi, dan itu dilakukan demi integritas perusahaan.
  • Sembilan perusahaan farmasi berjanji tidak akan melepas vaksin ke pasaran, sebelum uji klinis Fase 3 selesai.

London — AstraZeneca mengatakan telah menangguhkan uji vaksi virus korona yang dikembangkan bersama Universitas Oxford, setelah salah satu sukarelawan terserang penyakit tak dapat dijelaskan.

Science Alert, mengutip situs berita kesehatan STAT, memberitakan uji coba Fase 3 dihentikan tak lama setelah satu sukarelawan mengeluh sakit serius. Tidak ingin mengambil risiko, AstraZeneca menunda pemberian vaksin kepada sejumlah sukarelawan lain.

Kabar baiknya, sukarelawan itu diperkirakan akan pulih. Namun, AstraZeneca tidak menjelaskan penyakit yang menyerang sukarelawan itu.

Kemunduran uji vaksin segera menyebar, menyebabkan saham AstraZeneca jatuh. Efek penundaan dikabarkan akan berantai, dan mempengaruhi uji coba vaksin Covid-19 yang dilakukan perusahaan lain.

Dalam pernyataan pers-nya, AstraZeneca mengatakan; “Ini tindakan rutin yang harus dilakukan setiap ada penyakit yang berpotensi tidak dapat dijelaskan saat uji coba. Kami masih menyelidiki penyakit itu, untuk memastikan kami menjaga integritas uji coba.”

Dalam uji coba besar, penyakit akan terjadi secara kebetulan. Namun, lanjut AstraZeneca, uji coba ditinjau secara independen untuk pemeriksaan cermat.

Sebanyak 50 ribu sukarelawan dilaporkan ikut dalam uji coba vaksin Covid-19 AstraZenece. Vaksin ini hanya satu dari 160 obat eksperimental yang sedang diuji, dan diharapkan dapat mencegah infeksi virus korona.

Meski demikian vaksin AstraZeneca dan Universitas Oxford adalah satu dari sembilan vaksin eksklusif, yang berkembang ke pengujian Fase 3 — tahap pengujian terbesar dan terakhir.

Pengujian Fase 3 sering melibatkan ribuan orang berbeda, sebelum mendapat persetujuan otoritas kesehatan.

Beberapa pakar mengatakan penghentian uji coba Fase 3 bisa saja terjadi, kendati penyakit yang muncul di tubuh sukarelawan tidak terkait dengan vaksin.

“Itu akan terjadi dalam setiap uji klinis. Ini sangat umum,” kata Adrian Esterman, ahli biostatistik dari Universitas South Australia kepada The Sydney Morning Herald.

Menurutnya, hampir selalu ada orang yang meninggal atau mengalami stroke selama uji klinis. Penelitian tidak bekerja pada jalur linear.

“Cegukan saja yang dialami sukarelawan dapat membuat pengujian dihentikan,” kata Esterman.

Kemunduran uji klinis vaksin AstraZeneca mengecewakan banyak orang. Sebab, vaksin ini — dibanding vaksin lain yang dikembangkan dan sedang diuji banyak perusahaan — lebih menjanjikan.

Rusia dan Cina mempercepat pengujian vaksin Covid-19 agar biasa menguasai pasar. Di AS, Presiden Donald Trump menggunakan vaksin Covid-19 untuk kepentingan politik. Trump mendesak uji coba dipercepat, dan vaksin bisa dinikmati penduduk AS sebelum pemilihan presiden.

Menghadapi situasi ini, CEO sembilan perusahaan farmasi terkemuka yang mengembangkan vaksin Covid-19 berjanji menegakan integritas proses ilmiah, dan tidak akan merilis vaksin sampai Fase 3 terlewati.

Back to top button