Sejak Zaman Wali Songo, Polemik Wayang Sudah Ada
Cerita bermula Sunan Kalijaga ingin berdakwah melalui media wayang yang saat itu merupakan kesenian tradisional yang amat melekat di masyarakat Jawa. Namun, wayang yang digunakan Sunan Kalijaga adalah wayang thengul yang berbentuk arca/manusia.
JAKARTA – Polemik wayang ‘haram’ yang diungkapkan oleh Ustadz Khalid Basalamah, rupanya sampai ke telinga KH. Ahmad Bahauddin atau lebih dikenal sebagai Gus Baha, salah satu ulama Nahdlatul Ulama yang berasal dari Rembang.
Gus Baha menceritakan, bagaimana Wali Songo sempat berdebat terkait wayang. Dimana saat itu, permintaan Raja Kesultanan Demak, Raden Fatah, dan keinginan Sunan Kalijaga yang berharap bisa menggunakan wayang sebagai media dakwah, sempat terbentur hukum wayang. Hingga akhirnya wayang menemukan jalannya.
Cerita bermula Sunan Kalijaga ingin berdakwah melalui media wayang yang saat itu merupakan kesenian tradisional yang amat melekat di masyarakat Jawa. Namun, wayang yang digunakan Sunan Kalijaga adalah wayang thengul yang berbentuk arca/manusia.
Secara hukum menurut Sunan Giri, orang yang membuat patung manusia di akhirat nanti akan dihukum Allah dengan diperintahkan meniupkan ruh ke dalamnya.
Perdebatan antara Sunan Kalijaga dan Sunan Giri sempat membuat keduanya bersitegang. Kemudian datang Sunan Kudus sebagai tokoh yang lebih alim, lebih tinggi tingkat ilmu keislamannya.
“Sunan Kudus datang untuk menengahi Sunan Kalijaga dan Sunan Giri,” katanya.
Gus Baha menambahkan, Sunan Kudus memberikan ide dengan mengakali bentuk dari wayang thegul yang berbentuk seperti manusia. Wayang itu disarankan dipipihkan bentuknya, hingga menjadi wayang kulit.
“Kan masyhur itu, (Sunan) Kalijaga saking inginnya berdakwah di daerah Pajang, daerah sini lho, mulai Pajang daerah sini, di Sragen sampai ke sini. Sampai membuat wayang thengul, wayang thengul itu wayang orang,” kata dia.
“Sunan Giri tidak terima. (Sunan Giri berkata) ‘Itu haram membuat patung. Kalau membuat patung itu nanti di akhirat disuruh memberi nyawa’. Sunan Kalijaga tidak begitu banyak ngaji orang mantan preman jadi wali. Ngaji fashlun itu, nggak begitu banyak ngaji,” lanjut Gus Baha.
Ceramah Gus Baha tersebut kemudian direspon oleh Tokoh Nahdatul Ulama (NU), Umar Sadat Hasibuan atau Gus Umar di Twitternya.
“Menurut Gus Baha Pendapat Sunan Giri bahwa Wayang Haram. Sedangkan Sunan Kalijaga bolehkan dakwah dengan wayang. Ada yang berani bantah Gus Baha?,” kata Gus Umar.
Karena itu, ia menyayangkan beberapa pihak yang menyerang Ustadz Khalid Basalamah terkait Wayang. Padahal, Ustadz Khalid tidak mengharamkan Wayang. Lebih parah lagi, ceramah Ustadz Khalid dipolisikan.
“Mustinya pendapat ustadz khalid basalamah balaslah dengan pendapat bukan marah-marah apalagi lapor polisi,” kata dia.