Selalu Menjadi Target Utama Israel, Siapa yang Menjadi Pimpinan Hamas Saat Ini?

Dengan banyaknya pemimpin Hamas yang terbunuh sejak perang Israel di Gaza dimulai pada Oktober 2023, kelompok tersebut membentuk dewan kepemimpinan yang beranggotakan lima orang – yang mencakup al-Hayya dan Jabarin – dan juga memiliki seorang tokoh militer senior di Gaza.
JERNIH – Serangan Israel di Doha, Qatar menargetkan tokoh senior Hamas, termasuk Khalil al-Hayya, pemimpin Gaza yang diasingkan dan berperan sebagai negosiator utama. Ia selamat dari serangan itu. Siapa sebenarnya pemimpin Hamas saat ini?
Al-Hayya menjadi semakin penting setelah terbunuhnya para pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran, Yahya Sinwar di Gaza, dan komandan militer Mohammed Deif tahun lalu. Sinwar, yang mengambil alih kepemimpinan di Gaza setelah kematian Haniyeh, terbunuh di akhir tahun 2024.
Menurut laporan, Zaher Jabarin juga diyakini menjadi target serangan Israel. Saat ini ia menjabat sebagai kepala administrator keuangan gerakan tersebut. Pada 1993, Israel menangkap Jabarin dan menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup. Ia menghabiskan hampir dua dekade di penjara sebelum dibebaskan pada 2011 sebagai bagian dari pertukaran tahanan.
Setelah dibebaskan, Jabarin melesat cepat di jajaran Hamas. Ia menjadi kepala biro keuangan kelompok tersebut, mengelola dan mengawasi jaringan investasi dan pendanaan yang luas. Saat ini, ia juga memimpin Hamas di Tepi Barat yang diduduki, dan merupakan salah satu dari lima anggota dewan kepemimpinan.
Dengan banyaknya pemimpin Hamas yang terbunuh sejak perang Israel di Gaza dimulai pada Oktober 2023, kelompok tersebut membentuk dewan kepemimpinan yang beranggotakan lima orang – yang mencakup al-Hayya dan Jabarin – dan juga memiliki seorang tokoh militer senior di Gaza.
Izzuddin Al Haddad
Al-Haddad menjadi pemimpin militer Hamas paling senior di Jalur Gaza setelah kematian Sinwar. Israel menganggapnya sebagai salah satu dalang di balik serangan 7 Oktober dan telah memasukkannya ke dalam daftar orang paling dicari. Ia bukan anggota dewan pimpinan yang beranggotakan lima orang.
Khaled Meshaal
Khaled Meshaal, 68 tahun, telah menjadi pemimpin politik senior Hamas, sebuah gerakan perlawanan Palestina, sejak tahun 1990-an. Pada tahun 1997, agen-agen Israel mencoba menyuntikkan zat kimia mematikan yang bereaksi lambat ke telinganya di sebuah jalan umum di Yordania, tetapi operasi itu gagal, dan kedua orang itu segera ditangkap. Ia kini bermarkas di Qatar dan menjadi anggota dewan pimpinan.
Mohammad Darwish
Ia juga berbasis di Qatar, dan merupakan ketua nominal dewan kepemimpinan Hamas. Menurut laporan, pada awal 2025, ia bertemu dengan Presiden Turki Erdogan dan secara terbuka mendukung gagasan pemerintahan persatuan teknokratis atau nasional untuk Gaza pascaperang.
Nizar Awadallah
Awadallah adalah pemimpin lama Hamas. Ia dianggap sebagai salah satu anggota asli Hamas dan telah memegang beberapa posisi penting, termasuk di sayap militernya. Sejak serangan 7 Oktober, ia tidak berbicara di depan umum atau muncul di media.






