Crispy

Survei: 40 Persen Anak Muda Hong Kong Menolak Divaksin

Ada tiga alasan utama anak-anak muda itu menolak divaksin: ragu-ragu akan kemanjuran vaksin, kuatir efek samping dan kurangnya pilihan

JERNIH–Banyak anak muda Hong Kong khawatir tertular virus corona, tetapi dua dari lima orang dari mereka mengatakan mereka tidak akan divaksin Covid-19.

Hampir 90 persen responden sebuah survei yang diadakan sebuah kelompok, Youth New World, tidak senang dengan penanganan pemerintah terhadap pandemi Covid-19. Sekitar 55 persen dari mereka mengatakan langkah-langkah yang diambil pihak berwenang “terlalu longgar”.

Kelompok kesejahteraan Youth New World, yang melayani keluarga berpenghasilan rendah dan anak-anak mereka, mewawancarai 412 warga Hongkong berusia di bawah 30 antara tanggal 23 dan 31 Desember, sebagai bagian dari jajak pendapat online.

Sekitar 41 persen responden menyatakan keberatan untuk divaksinasi. Hanya delapan persen yang mengatakan bahwa mereka “pasti” akan melakukan vaksinasi, sementara 37 persen lainnya hanya “mungkin” akan melakukannya. Sekitar 14 persen lainnya tidak berkomentar. Mungkin bingung.

Tiga alasan teratas yang dikutip mereka yang tidak ingin divaksin adalah “keraguan atas keefektifan”, “kekhawatiran tentang efek samping” dan “tidak ada pilihan produsen vaksin yang akan dipakai”. Tetapi sekitar enam persen mengira mereka tidak akan tertular.

Wakil Ketua Youth New World Charles Tang Wing-yiu, meminta pemerintah untuk lebih transparan dalam skema vaksinasi untuk mengatasi masalah masyarakat. “Pada dasarnya, ini adalah masalah kepercayaan,” kata Tang. “Banyak anak muda telah mengambil sikap menunggu dan melihat sebelum memutuskan akan ikut vaksin atau tidak. Seperti banyak orang lainnya, mereka mengkhawatirkan keamanan vaksin.”

Menurut Tang Wing-yiu, pemerintah harus merilis informasi yang lebih benar, ilmiah, dan terkini kepada publik, agar dapat mengatasi skeptisisme dan kecurigaan.

Pemerintah Hong Kong mengatakan, warga dapat berharap untuk mulai menerima suntikan Covid-19 paling cepat bulan depan. Menteri Layanan Sipil Patrick Nip Tak-kuen, yang bertanggung jawab atas program tersebut, mengatakan pada Sabtu lalu,  kelompok prioritas bisa mendapatkan suntikan gratis di panti jompo, rumah sakit dan pusat vaksinasi umum. Dia juga mengatakan pemerintah akan meningkatkan pendidikan publik untuk mengatasi kekhawatiran tentang vaksin.

Pemerintah telah menandatangani perjanjian dengan raksasa farmasi Cina, Sinovac,  Biotech dan BioNTech Jerman, dan mitra Cina daratannya, Fosun Pharma, untuk mendapatkan vaksin. Mereka juga memesan vaksin yang diproduksi AstraZeneca bekerja sama dengan Universitas Oxford.

Pihak berwenang mengatakan orang akan diizinkan untuk memilih vaksin mereka. Sekitar 69 persen dari responden survei menunjukkan bahwa mereka “sangat khawatir” atau “cukup khawatir” tertular virus. Dan 87 persen mengatakan mereka tidak senang dengan kinerja pemerintah dalam memerangi pandemi. Hanya lima persen yang mengatakan mereka “cukup senang” dengan tindakan tersebut, sementara tidak ada yang menyatakan “sangat senang”.

Sekitar 55 persen mengatakan langkah-langkah untuk memerangi pandemi “terlalu longgar” di Hong Kong. Hanya 12 persen yang menilai mereka sebagai “pantas” dan empat persen lainnya mengatakan pemerintah “terlalu membatasi”.

Tindakan yang paling didukung adalah mewajibkan pendatang untuk dikarantina di hotel yang ditunjuk, sementara yang paling tidak didukung adalah aplikasi paparan risiko Covid-19 “Tinggalkan Rumah dengan Aman”.

Youth New World didirikan pada 2013 dengan dukungan dari Chow Tai Fook Charity Foundation, yang didirikan oleh almarhum miliarder Cheng Yu-tung dari New World Development. [South China Morning Post]

Back to top button