Survei Indo Barometer: 2024 PDIP Berpeluang Menang Lagi
JAKARTA-Survey yang dilakukan oleh Indo Barometer pada 9-15 Januari 2020 memprediksikan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) berpeluang memenangkan kembali Pemilihan Legislatif pada Pemilu 2024.
“Saya melihat PDIP berpeluang mencetak sejarah demokrasi di Indonesia dengan menjuarai Pileg 2024. Sebelumnya, PDIP menjadi pemenang Pemilu 2014 dan 2019.” kata Direktur Eksekutif Indo Barometer, M. Qodari, dalam acara Mencari Pemimpin: Road To Capres dan Parpol 2024 di Hotel Century Park Senayan, Jakarta, Minggu (23/2/2020).
Qodari membuat simulasi dukungan dari masyarakat terhadap 16 partai politik, dengan hasil PDIP mendapat dukungan dengan angka 24,8 persen, berikutnya Gerindra 14,8 persen, Golkar 8,11 persen. Selanjutnya berturut-turut muncul nama PKS 7,8 persen, PKB 5,6 persen, Demokrat 5,5 persen, NasDem 2,5 persen, PAN 2,4 persen, PPP 2,3 persen, Perindo 2,0 persen, PSI 0,8 persen, Hanura 0,4 persen, PBB 02 persen, Berkarya 0,1 persen, serta Partai Garuda dan PKPI masing-masing 0,0 persen.
Baca juga: Politikus PDIP Ingin Presiden Pimpin Crisis Center Virus Corona
Survei diikuti responden sebanyak 1.200 orang dan mereka sudah mempunyai hak pilih. Survei yang dilakukan Indo Barometer pada 9-15 Januari 2020 menggunakan metode multistage random sampling dengan tingkat kesalahan (margin of error) mencapai 2,83 persen.
Meskipun PDIP diprediksi memenangi legislatif 2024 namun Prabowo yang diprediksi menjadi kandidat paling kuat dalam bertarung di Pilpres 2024 mendatang dengan skor 22,5%. Kandidat terkuat di urutan kedua yang mendapat skor 14,3% ada Anies Baswedan.
Melihat hasil survei itu, maka partai baru akan sulit untuk bersaing pada Pemilu 2024.
“Tampaknya partai-partai baru akan sulit masuk DPR, buktinya Pemilu 2019 partai baru tidak ada perwakilan di DPR, bahkan partai lama ada yang tidak masuk seperti Hanura,”.
Bagi Politikus PDIP Masinton Pasaribu hasil survei Indo Barometer merupakan tantangan bagi partainya untuk mempersiapkan diri menuju 2024.
“Jadi, kami menyadari betul sebagai parpol, berpartai bukan sekadar ikut pemilu.” kata Masinton.
“Artinya, sebagai parpol, selain bekerja dalam denyut dan dinamika masyarakat, tugas parpol melahirkan kader-kader yang memang siap dikader untuk jadi pemimpin, baik di tingkat legislasi daerah, kepala daerah, baik di daerah tingkat provinsi maupun pusat,”.
Menurut Qodari, Ada lima
alasan utama publik memilih partai politik, di antaranya kerja partai
bermanfaat untuk masyarakat (20,6 persen), suka dengan tokoh atau kader partai
(20,4 persen), partai pilihan sejak dulu (17,8 persen), dekat dengan rakyat
(7,3 persen), dan sesuai hati nurani (6,8 persen)”
(tvl)