Crispy

Syahganda : Muhammadiyah Seharusnya Ambil Peran dalam Kampanye Anti Islamofobia

“Muhammadiyah sebagai ormas yang banyak diisi kaum cendikiawan, harus mampu mengkaji cara Ilham Omar membalikkan diksi terorisme di Amerika,”kata Syahganda. Ia menunjukkan contoh, manakala Omar mengatakan bahwa pemboman 9/11 dilakukan segelintir Muslim, sama sekali bukan dilakukan Islam.

JERNIH—Organisasi kemasyarakatan Islam sekaligus tempat bernaungnya kalangan Muslim modern seperti Muhammadiyah seharusnya bisa mengambil peran strategis dalam kampanye anti Islamofobia atau anti kebencian terhadap Islam. Apalagi, Amerika Serikat, bahkan PBB telah memotori gerakan anti-Islamofobia di dunia.

Hal tersebut dikatakan aktivis kawakan dan tokoh peristiwa ‘5 Agustus 1989 ITB’’, Syahganda Nainggolan, dalam Pengajian Hari Bermuhammdiyah dengan tema “Islamophobia di Negara Kesatuan Republik Indonesia”, di Jakarta, Sabtu (18/6) lalu.

Di masa lalu, kata Syahganda, Amerika Serikat memotori gerakan anti-Islam dengan isu anti ekstremisme dan radikalisme. Proyek deradikalisasi di berbagai belahan dunia disponsori AS, bersamaan munculnya stigma negatif terhadap Islam.

Dengan berputar arahnya Amerika saat ini, menurut Syahganda, hal tersebut menjadi peluang bagi umat Islam untuk mendudukkan Islam sebagai ajaran mainstream yang sejajar dengan ajaran kapitalisme dan sosialis demokrat di berbagai negara maju.

Syahganda memprediksi peluang tersebut tidak akan lama, karena sangat tergantung pada masa kepresidenan Partai Demokrat di Amerika Serikat. “Untuk itulah seharusnya Muhammadiyah memotori arahan gerakan ormas Islam dalam isu anti Islamofobia dan menjadi mitra pemerintah Indonesia ataupun PBB dalam misi tersebut,”kata dia.

Syahganda juga meminta jajaran ormas Islam mengkaji pikiran Ilham Omar, tokoh anti Islamofobia Amerika Serikat, yang mampu menjelaskan bahwa isu terorisme yang selama ini dikembangkan Amerika adalah kebencian terhadap Islam.

“Muhammadiyah sebagai ormas yang banyak diisi kaum cendikiawan, harus mampu mengkaji cara Ilham Omar membalikkan diksi terorisme di Amerika,”kata Syahganda. Ia menunjukkan contoh, manakala Omar mengatakan bahwa pemboman 9/11 dilakukan segelintir Muslim, sama sekali bukan dilakukan Islam.

Syahganda optimistis, kecendikiawanannya kaum Muslim akan dapat mengklaim kembali hak-hak sejarahnya yang paling besar di Indonesia. [ ]

Back to top button