Syarikat Islam Akan Mobilisasi 50-an Ribu Massa di Masjid Istiqlal
“Masalah utama bangsa kita bukan soal politik identitas, tapi soal keadilan sosial,”kata dia. Untuk itu Ferry menegaskan, dirinya seringkali merasa heran manakala ada sekelompok orang terkesan terlalu membesar-besarkan, bahkan seolah mengkampanyekan tentang menguatnya politik identitas, yang bagi masyarakat justru hanya menambah keriuhan dan kebingungan yang tak perlu.
JERNIH—Setidaknya 50-an ribu massa organisasi sosial-keagamaan Syarikat Islam (SI) akan berkumpul di Masjid Istiqlal, Jakarta, pada Ahad (9/10) dengan mobilisasi resmi dari organisasi yang telah berusia 117 tahun tersebut. Mereka datang dari berbagai daerah dan pelosok Jakarta untuk memeriahkan peringatan milad ke-117 organisasi tersebut.
Organisasi kemasyarakatan yang didirikan Haji Samanhudi pada 16 Oktober 1905 dengan nama awal Syarikat Dagang Islam (SDI) itu telah membuktikan kiprah dan dharma baktinya yang signifikan untuk NKRI selama ini. Dengan demikian, peringatan milad itu pun sekaligus menandai rasa syukur warga SI atas keberlangsungan Indonesia hingga hari ini.
“Setidaknya kami perkirakan 50-an ribu warga SI akan datang, berkumpul dan bersyukur untuk nikmat usia SI serta keberlangsungan Indonesia,”kata Sekretaris Jenderal Syarikat Islam, Ferry Juliantono. Warga SI, kata Ferry, dengan demikian telah membuktikan kesetiaan dan bakti yang berkesinambungan untuk kejayaan Indonesia.
Ferry mengatakan, inti acara milad ke-1117 tersebut adalah syukuran, yang akan diisi di antaranya dengan pengajian di Masjid Istiqlal. Dia memastikan sejumlah tokoh nasional, ulama, dan perwakilan dari lembaga perwakilan asing serta kedutaan akan menghadiri acara tersebut.
Ferry yang besar dan memulai kiprahnya untuk negara sebagai seorang aktivis tersebut menekankan kembali keinginan Syarikat Islam untuk menjadikan dakwah ekonomi sebagai program besar organisasi dan umat Islam saat ini dan ke depan. Namun demikian, ia menegaskan pula bahwa kiprah di bidang dakwah ekonomi itu sama sekali tidak boleh membuat umat melupakan masalah sosial dan politik.
“Bahkan Syarikat Islam akan menceburkan diri kembali dalam politik perjuangan kebangsaan. Masalah utama bangsa kita bukan soal politik identitas, tapi soal keadilan sosial,”kata dia. Untuk itu Ferry menegaskan, dirinya seringkali merasa heran manakala ada sekelompok orang terkesan terlalu membesar-besarkan, bahkan seolah mengkampanyekan tentang menguatnya politik identitas, yang bagi masyarakat justru hanya menambah keriuhan dan kebingungan yang tak perlu.
Masyarakat, kata Ferry, merasakan sendiri apa yang berdenyut dalam kehidupan sehari-hari mereka, sehingga tak perlu lagi adanya kampanye dan demonisasi tentang sesuatu yang sebenarnya tidak terasa hadir dalam kehidupan mereka. [rls]