Tahun 2015 Bill Gates Meramalkan Kedatangan Virus Korona
Tahun 2015, dalam sebuah ceramah TED Talk, Bill Gates meramalkan kemunculan virus yang berkembang menjadi pandemi. Kini, kita menyaksikan Covid-19, yang oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) dinyatakan sebagai pandemi.
Covid-19, nama resmi yang diberikan WHO, menginfeksi 372.757 warga dunia dan merengut 16.321 orang.
Dalam ceramah itu, Gates mengatakan; “Ketika masih kecil, ketakutan saya adalah perang nuklir. Hari ini, risiko terbesar bencana global bukan lagi perang nuklir. Jika dalam beberapa tahun, atau beberapa dekade ke depan, ada yang mampu membunuh 10 juta orang, kemungkinan besar adalah virus. Bukan perang.”
Tiga Sampai 10 Persen Pasien Sembuh Masih Menyimpan Covid-19
Ia melanjutkan; “Alasan kita tidak takut lagi akan perang nuklir adalah karena kita menginvestasikan sejumlah besar penangkal nuklir. Namun, kita berinvestasi sedikit dalam sistem untuk menghentikan epidemi. Kita belum siap menghadapi epidemi berikutnya.”
Ebola
Gates juga berbicara coal wabah Ebola 2014, yang menginfeksi 28.616 orang dan merengut nyawa 11.310 di Guinea, Liberia, dan Sierra Leone.
“Ketika Anda melihat yang terjadi, masalahnya sistem yang tidak berfungsi, tapi karena tidak ada sistem sama sekali,” kata Gates saat itu.
“Kami tidak emmiliki sekelompok ahli epidemiologi yang siap terjun, dan melihat penyakitnya, melihat sejauh mana penyebarannya,” ujarnya. “Laporan kasus di buat di atas kertas. Itu sama sekali tidak akurat. Kita tidak memiliki tim medis yang siap berangkat, dan tidak punya cara mempersipakan orang.”
Kegagalan mempersipakan tenaga medis, akan memungkinkan epidemi berikut secara dramatis. Lebih dasyat dari Ebola.
Mimpi Buruk Wabah 350 Tahun Lalu Itu Kembali Lagi
Gates menyuruh pendengarnya melihat kasus Ebola. Sebelas ribu orang tewas, dan hanya di tiga negara sebelah barat Afrika. Mengapa tidak menyebar ke lebih banyak negara?
Pertama, kata Gates, ada banyak upaya heroik yang dilakukan petugas kesehatan. Mereka menemukan orang terinfeksi, dan mencegah lebih banyak terinfeksi.
Kedua, sifat virus. Ebola tidak menyebar ke udara. Pada saat menular, kebanyakan korban sakit dan terbaring di tempat tidur.
Ketiga, tidak mencapai perkotaan. Inilah keberuntungannya. Jika virus mencapai perkotaan, jumlah kasus akan lebih besar.
“Kita beruntung,” kata Gates. “Namun, kita tidak bisa seberuntung itu jika ada virus yang berjangkit ke banyak orang, dan individu yang terjangkit tidak merasa sakit. Invidu ini bepergian, naik pesawat, ke pasar, dan keramaian lainnya.”
Kehilangan Penciuman dan Perasa, Tanda Awal Infeksi Covid-19
Hari ini dunia menyaksikan kebenaran prediksi Gates. National Institute of Allergy and Infectious Diseases’ Laboratory of Virology di Divisi Intramural Research in Hamilton, Montana, AS, menemukan virus korona dapat bertahan di udara hingga tiga jam.
Kesimpulan penelitian diperoleh setelah sejumlah pakar menggunakan nebulizer untuk meniupkan virus korona ke udara.
Covid-19 dapat bertahan hingga empat jam di tembaga, 24 jam pada kardus, hingga dua sampai tiga hari di plastik dan stainless steel.
Peneliti juga menemukan virus dapat nongkrong di udara sebagai tetesan di udara hingga tiga jam, sebelum jatuh. Namun, seperti diberitakan situs kesehatan Universitas Harvard, virus sering jatuh lebih cepat.