JERNIH – Taiwan tidak akan membeli vaksin virus corona dari Cina karena masalah keamanan dan peraturan, menurut otoritas kesehatan Taiwan.
Kepala Pusat Komando Epidemi Pusat (CECC) Taiwan Chen Shih-Chung membantah tuduhan pada Minggu (6/12/2020) bahwa Taiwan menempatkan ideologi di atas kesehatan masyarakat dengan tidak mencari vaksin Cina.
Mengutip pembatasan perdagangan lintas selat, Chen mencatat Taiwan belum membeli vaksin dan turunan plasma dari Cina. Alasannya termasuk kualitas yang dipertanyakan dari vaksin Cina dan proses produksi, yang keduanya menjadi sumber masalah keamanan, tulis CNA.
“Cina terkenal karena sejarah inokulasi manajemen dan administrasi vaksin yang cacat. Skandal telah muncul di China selama bertahun-tahun, termasuk penggunaan vaksin polio yang kadaluwarsa pada 2019, yang menyebabkan efek samping, dan vaksin hepatitis B yang terkait dengan serangkaian kematian pada 2013,” ujar Chou Jih-haw yang duduk di gugus tugas virus corona, seperti dikutip Taiwannews, Senin (7/12/2020).
Bulan lalu CECC mengumumkan urutan prioritas bagi orang yang akan diinokulasi dan mengatakan imunisasi dapat dimulai paling cepat pada kuartal kedua 2021. Taiwan telah mengamankan sekitar 15 juta dosis vaksin, kata CECC pekan lalu.
Para pejabat Cina mengatakan pekan lalu bahwa negara itu akan memproduksi 600 juta dosis pada akhir tahun ini. Inisiatif ini didukung oleh empat pengembang di industri farmasi, termasuk Sinopharm, Sinovac, CanSino, dan Anhui Zhifei Longcom Biologic Pharmacy Co., menurut AP.
Sementara itu semalam 1,2 juta dosis vaksin covid-19 buatan Sinovac tiba di tanah air lewat bandara Soekarno Hatta untuk digunakan untuk memvaksinasi warga Indonesia. Vaksin yang tiba adalah buatan perusahaan Cina itu sudah dalam bentuk jadi dan siap pakai.
Akan ada lagi 1,8 juta vaksin yang diusahakan tiba Januari 2021. Selain vaksin jadi, juga akan tiba 15 juta bulan ini dan pada Januari 30 juta dosis vaksin bahan baku curah. Bahan ini akan diproses Bio Farma. [*]
