Teroris Anders Behring Breivik Kirim Surat Teror ke Keluarga Korban
- Anders Breivik mengulangi manifestonya dalam surat itu.
- Ia mengencam multikulturalisme dan Islam.
- Menyalahkan feminisme sebagai pemicu bunuh diri budaya Eropa.
- Keluarga korban muak, dan merasa diteror.
JERNIH — Anders Behring Breivik, teroris kulit putih dan pembunuh massal yang saat ini menjalani hukuman 21 tahun penjara di Norwegia, mengirimkan surat teror dari penjara ke keluarga korban dan penyintasnya.
Isi surat, pesan manifesto yang dibuat Breivik sebelum menyerang kawasan pemerintah dan Utoya tahun 2011. Dalam manifesto itu Breivik mencerca multikulturalisme dan Islam, serta menyalahkan feminisme atas bunuh diri budaya Eropa.
Lisbeth Royneland, pemimpin Kelompok Pendukung 22 Juli yang kehilangan putrinya dalam serangan Breivik, menerima salinan surat setebal delapan halaman yang ditandatangani sang pembunuh massal.
Penyiar nasional Radio NRK menggambarkan surat itu terdiri dari propaganda kekuatan kulit putih.
Surat serupa juga dikirim ke Liga Partai Buruh, yang kampnya di Pulau Utoya menjadi sasarans serangan Breivik, perwakilan parlemen, dan mereka yang memegang posisi publik.
Royneland mengatakan; “Saya rasa dia mengirim surat ini untuk membuat kita bereaksi, sehingga dia mendapat perhatian.” Perkiraan lain, masih menurut Royneland, Breivik ingin menakut-nakuti dengan cara tertentu.
Kepada Radio NRK, Royneland berasumsi sangat tidak mungkin seorang pembunuh mengirim surat kepada korbannya. “Itu sama sekali tidak dapat diterima,” lanjutnya.
Utya Torbjorn Vereide, anggota parlemen Partai Buruh dan penyintas, juga menerima surat itu. “Saya mendapat benjolan di perut, saya rasa saya tidak nyaman,” katanya.
Menurutnya, ada yang tidak masuk akan seseorang yang menodongkan senjata dan menembak, serta mencoba membunuh, kini berkirim surat ke korbannya.
“Saya merasa jantung saya sejenak berhenti ketika menerima surat itu. Hari saya menjadi sedikit berat,” kata anggota parlemen yang menekankan pentingnya melawan swastika verbal dari teroris yang dihukum.
Tahun 2016 Breivik mengirim dan menerima 3.000 surat. Pengadilan menyimpulkan rezim kontrol yang ketat diperlukan untuk mencegah Breivik menjalin kontak dengan-orang yang berpikiran sama di luar penjara.