Crispy

Bocah Teroris dan Pemimpin Sel neo-Nazi Divonis Dua Tahun Penjara

  • Bocah itu, tak disebut nama, mengakui 12 kesalahan yang dituduhkan.
  • Hakim mengkhawatirkan perilakunya, dan mengancam akan menggandakan hukuman jika mengulang perbuatannya.

JERNIH –– Seorang bocah lelaki usia 13 tahun yang memimpin sel neo-Nazi dari rumah neneknya divonis dua tahun penjara dan menjalani rehabilitasi.

Terpidana, yang tidak disebut nama dengan alasan hukum, muncul di hadapan Hakim Mark Dennis di Old Bailey, Senin 8 Februari untuk mendengar putusan atas dirinya.

Bocah teroris, demikian pers Inggris menyebutnya, mengaku bersalah atas 12 pelanggaran. Dua pelanggaran adalah penyebaraluasan dokumen teroris, dan 10 lainnya kepemilikan materi teroris.

Hakim mengatakan setiap pelanggaran ulang akan mengarah pada penambahan masa penahanan, demi melindungi publik. “Tindakan, perkataan, dan pola pikir bocah ini sangat memprihatinkan,” kata Hakim Dennis.

Bocah teroris itu, kini berusia 16 tahun, berbicara tentang membasmi Yahudi dengan gas, menggantung homosekesual dan berhasrat memberondong parade mereka.

Semua itu terungkap dalam percakapan dengan rekan-rekannya. Ia juga memimpin Divisi Feuerkrieg (FKD), ekstremis cabang Inggris, selama musim panas 2019.

Kelompok neo-Nazi mengidolakan teroris seperti Anders Brevik, yang membantai 77 orang di Norwegia.

Saat menjalankan FKD, bocah teroris itu meminta bantuan Paul Dunleavy, bocah 17 tahun pengidap autis yang dipenjara lima tahun karena merencanakan serangan teroris.

Polis menyerbu pondok tua di pedesaan Cornwall, dan menemukan bendera Nazi dan nomor 1488, yang merupakan kode untuk Heil Hitler, tertera di gudang taman.

Sel neo=Nazi

Bocah teroris itu memiliki kontak dengan komandan FKD, yang juga berusia 13 tahun, di Estonia. Sel di Estonia ini bertanggung jawab memeriksa dan merekrut anggota dan propaganda.

Salah satu dari lima rekrutannya adalah Dunleavy, yang kini menjalani hukuman karena aktivitas sebagai anggota FKD. Bersama Dunleavy sang bocah teroris membahas cara memperoleh senjata api.

Terdakawa juga diduga memasan poster Nuke London, yang memuat gambar ledakan awan cendawan di atas gedung parlemen, dengan slogan Sterilkan Cerobong Asap yang Anda sebut London.

Namun dalam wawancara dengan polisi, bocah teroris menyangkal memiliki pandangan rasis, homofobik, dan anti-Semit. Menurutnya, komentar dan postingannya agar terlihat keren.

Naomi Parsons, jaksa penuntut, mengatakan terdakwa mengkhawatirkan dan perilakunya mengkhianati kedewasaan di luar usia kronologis.

Back to top button