Tiga Pebalap Spanyol “Rampas” Podium di Italia
Emilia-Rogmana – Morbidelli dan Bagnaia membanggakan Italia dan tidak memberi tempat kepada pembalap luar negeri pizza itu di posisi satu dan dua pada 13 September silam. MotoGP seri San Marino & Rimini’ Coast itu memang milik pembalap negeri sendiri. Bahkan the Doctor Rossi nyaris masuk podium, namun kalah oleh Mir yang mengibarkan bendera Spanyol. Jika tidak tiga posisi tertinggi itu disikat pembalap Italia.
Namun, seminggu kemudian pada 20 September, dua nama tadi ditambah Rossi seperti tidak ada apa-apanya di hadapan para pebalap Spanyol. Di tujuh besar tak ada satupun Italiano. Divizioso si peringkat klasemen pertama ada di urutan delapan. Baru selanjutnya ada Morbidelli dan Petrucci. Paling memalukan adalah Bagnaia dan Rossi saling menempel di urutan 15 dan 16. Keduanya gagal finish. Padahal seharusnya Bagnaia bisa mewakili Italia, tetapi kecelakaan di lap 20 itu itu merubuhkan dirinya. Start di posisi pertama yang ia raih susah di balapan Sabtu jadi sia-sia belaka.
“Setelah dia melakukan kesalahan, saya berusaha untuk tidak jatuh dan mengambil poin maksimal. Rasanya luar biasa, saya sangat senang. Kami perlu terus seperti ini karena kami memiliki lebih banyak potensi,” ujar Vinales.
Tiga pebalap Spanyol itu mewakili tim berbeda. Vinales (Yamaha), Mir (Suzuki) dan Espargaro (KTM). Vinales adalah yang paling kompetitif dan stabil sejak balapan MotoGP era pandemi digelar di Spanyol (19 Juli) silam. Pria 25 tahun ini masih bisa berdiri di podium posisi dua di bawah si anak bawang Quartararo. Bahkan peristiwa serupa terjadi kembali seminggu kemudian pada 26 Juli di GP Andalusia.
Sayang setelah itu performanya anjlok. Ia kurang konsisten, sehingga membuat poinnya tak nambah. Ujungnya ketika di Styria ia bahkan tidak mencapai garis finish.
Berbeda dengan Joan Mir. Pebalap 23 tahun ini pontang-panting di awal. Bahkan ia dua kali gagal finish. Tetapi pria kelahiran Parma ini bangkit dan mulai menunjukkan performanya. Memasuki seri 4 di Austria ia gas pol dan cukup konsisten di empat besar. Bahkan di empat seri kemudian, tiga kali ia tampil di podium.
Dengan bekal empat kali di empat besar ranking Mir jadi melonjak. Ia berada di posisi empat besar di bawah seniornya Vinales. Itupun dengan selisih poin yang sangat tipis, cuma 3 angka.
La Rojigualda berkibar lengkap oleh masuknya pebalap yang juga tampil cukup konsisten, Pol Espargaro. Pria 29 tahun ini lebih dominan ketimbang kakaknya Aleix Espargaro. Espargaro muda sukses naik di podium Styria dan mengulangnya di Emilia Romagna.
Kondisi Vinales sebenarnya tidak terlalu bagus, terutama menjelang balapan hari Minggu. “Jumat, saya merasa sangat buruk, jujur,” kata Vinales.
Namun sehari kemudian berubah. “Entah bagaimana situasi itu memberi kami kesempatan untuk berkembang dan membawa kami ke kenyataan saat motor dalam pengaturan balapan. Saya senang berjuang pada hari Jumat karena kami meningkat pesat untuk hari Sabtu dan Minggu, dan saya senang dengan pekerjaan yang dilakukan tim,” lanjutnya.
MotoGP tahun ini juga unik, lantaran tidak ada satupun pebalap yang unggul dominan. Setelah Marc Marquez celaka pada GP pembuka dan tidak turun sampai seri ke 7 lalu. Quartararo, si bocah penyita perhatian juga tak tampil menawan selepas GP seri 2.
Tuntas tujuh seri, masih tersisa tujuh seri berikutnya. Seri di Italia sudah tidak ada lagi. Sementara masih ada tiga seri lagi yang bakal digelar di Spanyol, tempat kelahiran trisula jawara ini.
Peringkat sementara memang masih dipegang Andrea Dovizioso dengan nilai 84, lalu si anak bawang Fabio Quartararo menyusul dengan selisih 1 angka saja. Dan skor 83 itu juga idem untuk Maverick Vinales. Sementara Joan Mir meraih poin total 80. Dari empat besar ini hanya Davizioso yang selalu menyentuh garis finish. Quartararo, Vinales, Mir pernah tak mencapai akhir.
Ini empat besar yang seperti bakal bersanding selama tujuah sisa seri. Pembalap sisanya masih meraih angka paling tinggi 64. Lumayan jauh. (*)