Tingkat Infeksi Capai 6.000, Malaysia Masih Tolak Penguncian Nasional
- Tahun lalu, Malaysia melakukan lockdown dan merugi Rp 12 triliun per hari.
- Kini, tidak ada lagi lockdown. Malaysia hanya akan memberlakukan work from home.
JERNIH — Malaysia memutuskan tidak melakukan penguncian nasional meski kasus Covid-19 setiap hari mencapai lebih 6.000 pekan ini.
Menteri Pertahanan Malaysia Ismail Sabri Yaakob mengatakan langkah-langkah lain akan diterapkah, termasuk mempersingkat jam kerja dan mengharuskan jutaan orang bekerja di rumah.
Malaysia mencatat 6.320 kasus baru dalam 24 jam terakhir, dengan 50 kematian sepanjang Sabtu 22 Mei. Jumlah kasus di atas 6.000 ini adalah yang kali keempat berturutan.
Lonjakan infeksi mendorong seruan penguncian total, seperti yang terjadi Maret 2020 ketika infeksi virus korona mencapai seratus kasus. Namun, kelompok industri yang bertemu PM Muhyidin Yassin, Jumat 21 Mei, menentang penguncian total dengan alasan ekonomi.
Dalam konferensi pers bersama Direktur Jenderal Kesehatan Noor Hisham Abdullah, Menhan Ismail mengatakan pemerintah memutuskan tidak melakukan penutupan total akrena ingin menyeimbangkan kepentingan kesehatan dan mata pencaharian masyarakat.
Selama penguncian tahun lalu, perekonomian negara menderita kerugian 2,4 miliar ringgit, atau Rp 12,2 triliun, per hari.
Mulai Selasa pekan depan, mal, restoran, dan pasar, dapat dibuka mulai pukul 08:00 sampai 20:00. Biasanya, mal, restoran, dan pasar, buka mulai pukul 06:00 sampai 22:00.
Angkutan umum harus mengurangi kapasitasnya sampai 50 persen, 80 persen pegawai negeri dan 40 persen pekerja swasta bekerja di rumah.
Hisham mendesak masyarakat mengunci diri masing-masing selama dua pekan, untuk memberi ruang bernafas bagi sektor kesehatan menimbun peralatan dan obat-obatan.
“Kami harus memutus rantai penularan agar rumah sakit dapat menampung lebih banyak pasien dalam beberapa hari mendatang,” kata Hisham.
Menurutnya, unit perawan infensif di seluruh negeri telah mencapai 90 persen lebih. Khusus di Kuala Lumpur, ruang ICU melebihi kapasitas sampai 112 persen, yang memaksa rumah sakit mengubah bangsal menjadi ruang ICU.
Malaysia mencatat total kasus Covid-19 505.115 kasus, dengan 2.199 kematian.