Topi Napoleon Bonaparte Dilelang, Terjual Rp 32,4 Miliar
- Napoleon Bonaparte mengoleksi 120 topi, tapi yang dilelang 20.
- Salah satu topi paling dikenali karena melambangkan kekuasaan.
JERNIH — Topi Napoleon Bonaparte, bagian dari milik pribadi kaisar Prancis itu, dilelang di Paris dan terjual 2,1 juta dolar AS, atau Rp 32,4 miliar, di Balai Lelang Osenat, Paris.
Topi bulu berang-berang hitam bicome itu selalu dipakai Napoleon Bonaparte saat berada di antara para perwiranya, agar terlihat lebih menonjol. Napoleon tak pernah melepas topi itu karena melambangkan kekuasaan dirinya dan kejayaan Prancis.
Di puncak kehebatannya, Napoleon Bonaparte menguasai sebagian besar Eropa. Ia mengalahkan lawan-lawannya dengan taktik perang baru, sampai akhirnya lawan mempelajari kemampuannya dan mengalahkannya di Waterloo.
Harga jual topi itu jauh di atas ekspektasi. Semula panitia lelang memperkirakan topi itu akan terjual antara 655 ribu sampai dolar AS, atau Rp 10,1 miliar sampai Rp 13,4 miliar.
Tidak hanya satu topi Napoleon Bonaparte yang dilelang, tapi 20. Seorang pembeli anonim membeli topi ke-20, yang diyakini asli dan berasal dari koleksi pribadi Napoleon.
Selain koleksi topi Napoleon Bonaparte, Osenat juga melalang memorabilia kaisar Prancis lainnya; piring perak yang dijarah dari gerbong setelelah kekalahan di Waterloo tahun 1815, dan kotak rias kayu berisi pisau cukur, gunting, sikat gigi perak, dan barang-barang lainnya.
Tahun 2014, Osenat juga melelang topi Napoleon Bonaparte yang lain dan terjual 1,94 juta dolar AS, atau Rp 29,9 miliar. Jadi, penjualan terakhir ini memecahkan rekor.
Topi Napoleon Bonaparte dapat dikenali, bahkan dua abad setelah kematiannya. Di medan perang, Napoleon Bonaparte mengenakan topi itu sedikit miring ke samping.
Sejarawan Prancis mengatakan Napoleon Bonaparte adalah kolektor topi yang hebar. Selama bertahun-tahun sang kaisar berburu topi dan koleksinya mencapai 120.
Napoleon Bonaparte kali pertama terkenal selama Revolusi Prancis yang menggulingkan Raja Louis XVI. Ia menghapus kekuasaan aristokrat dan gereja, dan memproklamirkan Prancis sebagai republik. Saat itu ia enjadi Konsul Pertama (1799-1804).
Berikutnya, 1804-1814, Napoleon Bonaparte memimpin Prancis sebagai kaisar. Ia berkuasa secara otoriter dan meninggalkan warisan kontroversi.