Vaksin Merah Putih Unair Siap Produksi Akhir 2021 namun Pabriknya Belum Siap
Bio Farma, baru bisa memproduksi vaksin dengan platform rekombinan dan virus yang dimatikan (inactivated virus). Sedangkan platform vaksin yang dikembangkan Unair adalah adenovirus dan adeno-associated virus (AAV).
JERNIH-Kabar gembira datang dari Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro yang melaporkan perkembangan vaksin Merah Putih. Bambang menyebut Universitas Airlangga yang mengerjakan vaksin Corona mentargetkan vaksin tersebut dapat diproduksi akhir 2021.
“Targetnya akhir 2021 diharapkan sudah bisa diproduksi massal dan dipakai vaksinasi. Tapi dengan satu catatan, yaitu ada pabrik atau industri yang bisa mengerjakan vaksin dengan platform adenovirus,” kata Bambang dalam rapat kerja dengan Komisi IX bersama Kementerian Kesehatan dan Kemenristek di Jakarta, Rabu (3/2/2021) lalu.
Untuk terwujudnya pembuatan vaksin merah putih dengan metode synthetic adenovirus, kata Bambang, Ia berharap salah satu perusahaan swasta yang kini tengah mengurus izin ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI soal Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dapat ikut serta dalam pengembangan vaksin Corona ini.
“Karena sampai hari ini belum ada, dengan Biofarma yang baru bisa dua tadi (rekombinan dan inactivated virus),” kata Bambang lebih lanjut.
“Kita harapkan bisa konsentrasi untuk yang adenovirus dan bisa melakukan hilirisasi dari bibit vaksin yang disiapkan Universitas Airlangga,”.
Sementara Universitas Indonesia (UI) yang mengembangkan vaksin dari DNA-mRNA yang relatif masih baru sebagai platform pengembangan vaksin, kata Bambang, juga masih mencari partner atau pabrik yang bisa memproses vaksin yang dikembangkan oleh pihak UI.
Bambang berusaha mengajak perusahaan farmasi di Indonesia untuk ikut berperan dalam pengembangan vaksin Corona.
“Kita harapkan nantinya pabrik-pabrik tersebut selain bisa meningkatkan kapasitas produksi vaksin, juga bisa menambah variasi platform vaksin yang digunakan dalam pengembangannya,” kata Bambang.
Tercatat beberapa perusahaan farmasi yang ada seperti PT Biotos pharmaceuticals, PT Tempo Scan Pacific, PT Kalbe Farma, dan PT Daewoong Infion, terlihat serius untuk ikut bergabung dalam pengembangan dan produksi vaksin Corona.
Sampai saat ini baru PT Bio Farma yang bisa menangani dua platform vaksin saja, yaitu rekombinan dan inactivated virus. Sementara vaksin Corona yang dikembangkan Unair dan UI menggunakan platform baru dan berbeda.
Tercatat enam lembaga di Indonesia tengah menyiapkan vaksin Corona merah putih dengan plafform berbeda. Lembaga tersebut adalah Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, LIPI, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Airlanggadan Universitas Gadjah Mada. (tvl)