Vietnam Mati-matian Menyelamatkan Satu Korban Covid-19
- Seluruh korban Covid-19 di Vietnam sembuh setelah dirawat satu atau dua pekan.
- Hanya satu Pasien Covid-19, yaitu Pasien 91, kritis selama 30 hari akibat fungsi paru-paru tinggal 10 persen.
- Vietnam mengimpor obat khusus untuk Pasien-91, dan gagal.
- Satu-satunya cara menyelamatkan Pasien 91 adalah transplantasi paru-paru.
- Sepuluh warga Vietnam mendatangi rumah sakit dan siap mendonasikan paru-parunya untuk Pasien 91.
Ho Chi Minh City — Vietnam hanya punya satu kasus Covid-19 serius, dan kini mereka berjuang habis-habisan menyelamatkannya.
Seorang pilot Inggris yang bekerja untuk Vietnam Airlines kini menjadi pasien Covid-19 paling kritis. Sang pilot kini dalam perawatan serius, setelah kondisinya terus memburuk dalam beberapa hari terakhir.
Setiap hari perawat Vietnam bergantian menunggu sang pilot, yang seluruh hidupnya terganting mesin. Jika meninggal, pilot yang tidak disebut nama itu akan menjadi korban Covid-19 pertama di Vietnam.
Pemerintah Vietnam tidak menginginkan itu terjadi, karena selama ini neger di kawasan Indochina itu bersih dari korban tewas akibat Covid-19.
Pasien 91, demikian sang pilot dikenal perawat, tertular virus korona di sebuah bar di selatan Ho Chi Minh City, pertengahan Maret lalu.
Lebih 4.000 orang di cluster bar itu diuji, dan 18 dikonfirmasi mengidap virus korona. Sebagian besar telah pulih, tinggal Pasien 91 yang kritis.
Dari seluruh negara Asia, kasus Covid-19 di Vietnam terbilang rendah, hanya 288 dan tanpa kematian. Seluruh pasien sembuh setelah sepekan atau dua pekan perawatan.
Selasa lalu, Kementerian Kesehatan dan para ahli rumah sakit mengadakan pertemuan, mencari cara menyelamatkan Pasien 91. Pertemuan menyepakati satu hal, bahwa satu-satunya cara menyelamatkan pria itu adalah dengan tranplantasi paru-paru.
Kasus Pasien 91 kini menjadi perhatian seluruh warga Vietnam. Reputasi pemerintah Vietnam kini dipertaruhkan.
Kamis 14 Mei 2020 sebanyak 10 orang, termasuk veteran Perang Vietnam berusia 70 tahun, mengajukan diri sebagai pendonor paru-paru. Dokter menolak.
“Kami tersentuh oleh niat baik mereka,” kata seorang perwakilan Pusat Koordinasi Nasional untuk Transplantasi Organ Manusia (VNHOT) kepada surat kabar Tuoi Tre.
Pasien 91 kini hidup dengan fungsi paru-paru tinggal 10 persen. Ia telah berada 30 hari di rumah sakit, dengan alat bantu hidup.
Nguyen Truong Son, wakil menteri kesehatan, mengatakan Vietnam telah mengimpor obat khusus untuk mengobati pembekuan darah, tapi tidak berhasil.
Vietnam News Agency memberitakan upaya menyelamatkan Pasien 91 ini terbilang mahal. Vientm dikabarkan telah menghabiskan lima miliar dong, tau Rp 3 miliar.
Maret lalu, Cina melakukan transplantasi ganda paru-paru pasien Covid-19. Vietnam berharap meniru sukses Cina, dan membuat negara itu bersih dari korban tewas Covid-19.