Crispy

Wabah Covid-19 tak Bisa Dicegah, Wartawan Diancam

Delhi — Sebanyak 55 wartawan di India menghadapi ancaman penangkapan, serangan fisik, dugaan penghancuran properti, dan ancaman untuk tidak melaporkan kasus Covid-19, selama penguncian 25 Maret sampai 31 Mei.

Kelompok Analis Hak dan Risiko (RRAG) melaporkan serangan terbanyak terhadap wartawan terjadi di negara bagian Uttar Pradesh (11 jurnalis), diikuti Jammu & Kashmir dan Himachal Pradesh masing-masing melibatkan enam dan lima wartawan.

“India menjadi tempat paling berisiko di dunia bagi wartawan,” kata Suhas Chakma, direktur RRAG.

Di India, masih menurut Chakma, tidak butuh waktu lama bagi negara dan aktivis politik untuk menuduh jurnalis bertindak menyebarkan prasangka.

Wartawan di India secara kritis menyoroti cara pemerintah menangani wabah virus korona. Mulai dari penguncian yang menyebabkan banyak orang kelaparan, dan jutaan orang yang pulang kampung dengan berjalan kaki untuk menghindari penguncian di kota-kota metropolitan.

Pemerintah India menerapkan penguncian untuk menekan penyebaran virus, tapi gagal memberi makan warga miskin yang mengandalkan hidup dari sektor informal.

Meski berusaha mengunci diri lebih awal, India gagal menahan penyebaran virus. Laporan terakhir menyebutkan 332 ribu orang terjangkit, 9.520 menelui ajal. Sebanyak 170 ribu lainnya sembuh.

Laporan terakhir menyebutkan petugas pemakaman memperlakukan jenasah korban Covid-19 seperti bangkai hewan. Tidak ada nyanyi suci Veda dan percikan air suci Sungai Gangga bagi korban tewas beragama Hindu, dan tidak ada pemandian dan doa-doal untuk jenasah beragama Islam.

Rumah sakit di kota-kota besar di India mulai kelabakan menghadapi lonjakan jumlah korban terjangkit yang harus dirawat. Kementerian Dalam Negeri India dikabarkan menawarkan 500 gerbong kereta api untuk digunakan sebagai bangsal rumah sakit sementara bagi korban dari New Delhi.

Delhi saat ini memiliki 9.000 tempat tidur untuk korban Covid-19. Jumlah sebanyak itu tersebar di rumah sakit pemerintah dan swasta. Jumlah kebutuhan tepat tidur diperkirakan mencapai 15 ribu sampai akhir Juni.

Kementerian Kesehatan India melaporkan lonjakan 11 ribu korban infeksi baru secara nasional, dan berlangsung selama tiga hari berturut-turut.

Back to top button