Warga 100 Kota di Dunia akan Melakukan Mogok Makan untuk Gaza

Aksi mogok makan ini dilakukan setelah ratusan orang di Gaza meninggal dunia akibat kelaparan dan kekurangan gizi akibat Israel yang memblokir bantuan ke wilayah tersebut. Banyak di antara mereka adalah anak-anak.
JERNIH – Sebuah inisiatif berbasis di Tepi Barat telah mengumumkan bahwa orang-orang di 100 kota akan mengambil bagian dalam aksi mogok makan global yang menuntut diakhirinya pengepungan dan perang di Gaza.
Gerakan solidaritas Gaza mengumumkan Sabtu (13/9/2025) bahwa orang-orang di 100 kota di seluruh dunia akan mengambil bagian dalam aksi mogok makan akhir bulan ini untuk mendukung Jalur Gaza yang terkepung dan hancur.
‘Gerakan Rakyat untuk Mendukung Gaza’ mengumumkan dari kota Al-Bireh di Tepi Barat yang diduduki bahwa mogok makan global akan berlangsung antara 16 dan 23 September. Aksi mogok makan ini dilakukan setelah ratusan orang di Gaza meninggal dunia akibat kelaparan dan kekurangan gizi akibat Israel yang memblokir bantuan ke wilayah tersebut. Banyak di antara mereka adalah anak-anak.
Inisiatif mogok makan terbuka, yang dimulai pada bulan Juli, telah berkembang menjadi kampanye global yang dijuluki “Kami Semua Gaza… Kami Semua Palestina”, ujar Sekretaris Kongres Nasional Palestina Ahmed Ghoneim kepada situs saudara The New Arab , Al-Araby Al-Jadeed .
Ia menjelaskan alasan di balik pemilihan tanggal untuk mogok makan, dengan mencatat bahwa tanggal 16 September bertepatan dengan pembantaian Sabra dan Shatila tahun 1982 di mana ratusan warga Palestina dibunuh di Lebanon oleh milisi yang bersekutu dengan Israel.
Ghoneim mengatakan 23 September bertepatan dengan pembukaan sidang ke-80 Majelis Umum PBB. Ia mengatakan inisiatif tersebut diluncurkan di kota Ramallah dan Al-Bireh di Tepi Barat dan secara bertahap menyebar ke kota-kota di seluruh dunia.
“Perkembangan terpenting sejak seruan dan aksi mogok sekitar dua bulan lalu diluncurkan adalah terbentuknya jaringan tersebut, yang kini mencakup tokoh-tokoh internasional dan menjadi inti dari pertemuan global yang memimpin gerakan ini,” ujar Ghoneim dalam konferensi pers.
Mustafa Barghouti, Sekretaris Jenderal Inisiatif Nasional Palestina, mengatakan kepada Al-Araby Al-Jadeed bahwa mogok makan yang diumumkan hari ini merupakan upaya untuk memobilisasi kelompok-kelompok solidaritas global di seluruh dunia, sebagai bentuk solidaritas dengan rakyat Palestina, di samping kampanye global lainnya seperti koalisi global untuk mendukung Palestina, armada kapal, dan gerakan anti-apartheid.
Barghouti menekankan bahwa tujuan dari aksi mogok makan global ini adalah untuk mengirimkan pesan kepada Israel bahwa perjuangan rakyat Palestina masih berlangsung dan “tidak akan berakhir hingga kemenangan, sebagaimana rakyat Afrika Selatan meraih kemenangan melawan apartheid”.
Ia mengimbau negara-negara Arab dan Islam untuk mengambil tindakan serius dengan memberlakukan boikot dan sanksi terhadap Israel serta memutuskan semua perjanjian normalisasi, dengan menganggap boikot dan sanksi sebagai cara paling penting untuk menunjukkan solidaritas yang efektif dengan Palestina.
“Situasi di Gaza merupakan kejahatan tanpa batas, karena 11 persen penduduk Gaza telah terbunuh atau terluka, dan lebih dari satu juta orang berisiko dibasmi,” ujarnya, seraya menambahkan bahwa Israel mengeksploitasi semua orang di wilayah tersebut, dengan keterlibatan penuh Amerika.
Ia menyerukan pertemuan puncak Arab-Islam yang diperkirakan akan diadakan di Doha pada hari Senin untuk menjatuhkan sanksi dan boikot komprehensif terhadap Israel dan membatalkan semua bentuk normalisasi.
Serangan udara Israel yang belum pernah terjadi sebelumnya menargetkan para pemimpin Hamas di ibu kota Qatar pada hari Selasa, menewaskan lima anggota Hamas Palestina dan seorang warga negara Qatar. Hamas mengatakan serangan udara itu gagal membunuh negosiator gencatan senjata utamanya, Khalil al-Hayya . Serangan itu mengirimkan gelombang kejut ke seluruh wilayah dan memicu kecaman global.
Tetangga Qatar di Teluk seperti Uni Emirat Arab dan Bahrain memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, tetapi UEA mengutuk keras serangan tersebut dan mengatakan setiap serangan terhadap negara Teluk adalah serangan terhadap seluruh kawasan Teluk.






