Haaretz: Angka Korban Tewas di Gaza di Atas Jumlah Kematian di Semua Perang Abad ke-20
- Rasio kematian warga sipil akibat pemboman sejak 7 Oktober 2023 mencapai 61 persen.
- Israel sengaja menargetkan bangunan warga sipil dengan harapan warga Gaza berbalik melawan Hamas.
JERNIH — Hasil penelitian yang diterbitkan Haaretz, surat kabar yang berbasis di Tel Aviv, menyebutkan agresi Israel ke Gaza saat ini adalah puncak dari kebiadaban perang abad ke-21.
Analisis ini muncul ketika Isarel mengebom Distrik al-Shujaiya di Gaza City dan menyerang Rafah saat ribuan orang mengungsi. Kementerian Kesehatan Palesetina menyebutkan jumlah korban sipil mencapai 17.700 dan 56 ribu terluka.
Menurut Haaretz , rasio kematian warga sipil dalam pemboman Israel ke Gaza 2012 dan 2022 adalah 40 persen. Sedangkan kematian warga sipil akibat pemboman sejak 7 Oktober 2023 mencapai 61 persen.
“Ini pembunuhan massal yang belum pernah terjadi sebelumnya,” tulis Haaretz. “Rasio ini lebih tinggi dibanding jumlah korban sipil dari semua perang di abad ke-20, yang hanya menewaskan separuh warga sipil.”
Tingginya jumlah kematian warga sipil, menurut Haaretz, tidak hanya memberi kontribusi apa pun terhadap keamanan Israel tapi juga menjadi landasan melemahnya keamanan negara Yahudi itu.
Di masa depan, warga Gaza yang selamat dari pemboman hanya akan balas dendam yang tidak dapat dilawan oleh pengaturan keamanan apa pun.
Laporan Haaretz mendukung investigasi +972 Magazine and Local Call, media Israel lainnya, yang menyimpulkan Israel sengaja menargetkan bangunan warga sipil dengan harapan warga Gaza berbalik melawan Hamas.
Di Washington, juru bicara keamanan nasional AS John Kirby mengklaim AS melakukan lebih dari negara lain untuk membantu wrga Gaza, dan menekan Israel agar berhati-hati mengebom permukiman Palestina.
Sedangkan Menlu AS Antony Blinken mengatakan AS mendukung pemboman di selatan Gaza jika Israel berusaha membatasi kematian warga sipil, dan menghindari perpindahan penduduk. Namun, menurut Axios, AS tidak memaksakan tengat waktu atau mengerem invasi.