WHO: Tidak Ada Vaksin Covid-19 Sampai Akhir 2021
- Hampir seluruh raksasa farmasi mengembangkan vaksin virus korona.
- Beberapa universitas juga melakukannya, dan ada yang mulai melakukan uji klinis.
- Setelah vaksin ditemukan, butuh waktu lama untuk memproduki massal sesuai kebutuhan dunia.
Jenewa — Raksasa farmasi mulai bergerak mengembangkan vaksin untuk mengakhiri pandemi virus korona, tapi Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan kecil kemungkinan dunia memiliki vaksin sebelum akhir 2021.
“Saya kira akhir 2021 adalah ekspektasi yang masuk akal,” kata Dale Fisher, pejabat senior WHO, dan ketua Global Outbreak Alert and Response Network kepada CNBC.
“Kita perlu memeriksa harapan kita. Saya pikir, daripada membabi buta, kita melakukan apa yang kita ingin lakukan,” katanya.
Baca Juga:
— Profesor Peneliti Covid-19 Tewas Ditembak
— Mahan Air, Maskapai Penyebar Virus Korona ke Timur Tengah
— Paspor Imunitas, Apa Itu?
Vaksin dianggap salah satu cara paling mungkin mengendalikan pandemi virus korona. Pemerintah di seluruh dunia telah mengeluarkan uang untuk penelitian vaksin. Perusahaan farmasi papan atas dan pemula, universitas, dan lembaga penelitian, bekerja siang malam mengembangkan vaksin.
Tiga raksasa farmasi AS; Inovio, Moderna, dan Pfizer, telah melakukan uji klinis. Di Inggris, Universitas Oxford, didukung pemerintah, berharap bisa memproduksi vaksin pada musim gugur.
Vaksin yang dalam uji klinis berada dalam Fase 1 proses pengembangan. Setelah itu vaksin melewati Fase 2 dan 3, untuk memastikan vaksin aman dan dapat diandalkan.
Setelah vaksin ditemukan dan cocok, akan ada produksi dan pendistribusian mssal — suatu proses yang sangat panjang.
Presiden AS Donald Trump optimistis vaksin tersedia akhir tahun ini. Namun Fisher mengatakan menyebut Trump tidak realistis.
“Terlalu prematur mengatakan kita akan punya vaksin sebelum akhir tahun ini,” ujar Fisher.
Namun Severin Schwan, CEO Roche, mendukung optimisme Trump. “Saya tidak ragu kita akan punya vaksin dalam waktu dekat, karena begitu banyak perusahaan bekerja pararel, dan koloborasi hebat dengan Badan Obat-obatan AS (FDA),” katanya.
Meski demikian, tetap saja butuh bertahun-tahun mengembangkan obat jenis baru. Dunia haru akan melihat vaksin tersedia dalam jumlah diperlukan dalam 18 bulan.