Xi Jinping: Umat Manusia Dihadapkan Pada Pilihan Perang atau Damai, Dialog atau Konfrontasi

- Parade militer ini merupakan ungkapan diktum lama Si vis pacem, para bellum, yang artinya jika ingin damai harus siap perang.
- Tiongkok memamerkan semua senjata bertknologi terbaru, termasuk rudal yang mampu menjangkau semua tempat di dunia.
JERNIH — Presiden Tiongkok Xi Jinping mengatakan hari ini umat manusia sekali lagi menghadapi pilihan damai atau perang, dialog atau konfrontrasi, saling menguntungkan atau persaingan zero-sum.
Pernyataan disampaikan Presiden Xi pada parade militer akbar di Beijing, Rabu 3 September, untuk memperingati 80 tahun berakhirnya Perang Dunia II. Acara dihadiri Presiden Rusia Vladimir Putin, pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un, Presiden Indonesia Prabowo Subianto, dan sejumlah pemimpin dunia lainnya.
Mengenakan jas abu-abu khas Mazo Zedong, Presiden Xi memimpin upacara bersama, sebelum berpidato dari mimpar Tiananmen.
Situs channelnewsasia.com menulis pernyataan Presiden X tentang umat manusia menghadapi dua pilihan mengacu pada situasi global saat ini; perang di Ukraina dan Timur Tengah, tantangan global yang terguncang di bawah tekanan perpecahan yang semakin dalam, dan apa yang Beijing anggap sebagai sikap unilateralis Washington yang semakin meningkat.
Presiden Xi mengatakan; “Tiongkok berkomitmen pada jalur pembangunan yang damai. Kami akan bekerja sama dengan semua negara untuk membangun komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia.”
Parade Militer
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, parade militer Tiongkok saat ini mendapat perhatian dari banyak negara. Pengamat militer, sejak beberapa hari lalu, banyak membuat perkiraan tentang senjata yang akan ditampilkan Tiongkok
Untuk kali pertama Cina memamerkan semua sistem sejata tanpa awal; drone, kendararaan bawah air tanpa awak, dan kapal tanpa awak. Namun, rudal menjadi sorotan utama.
Cina memperlihatkan rudal anti-kapal YJ-15, rudal jelajah antikapal hipersonik YJ-19, dan rudal balistik antikapal hipersonik YJ-20 yang digambarkan sebagai pembunuh kapal induk. Rudal dirancang untuk menyerang target laut dan darat.
Rudal hipersonik DF-17, yang mebawa kendaraan luncur bermanuver, dan DF-26D — varian yang dijuluki Pembunuh Guam karena kemampuannya menyearng wilayah AS, serta kelopok AL yang beroperasi hingga Rantai Pulau Kedua, juga turut dipamerkan.
Beberapa pesawat tempur siluman terbaru PLA juga ditampilkan, termasuk J-20S berkursi ganda yang dirancang untuk bekerja bersama pesawat tanpa awak (drone), jet tempur siluman J-35, dan pengbom jarak jauh H-6J.
Tiongkok juga memarkan kekuatan nuklirnya, menggangungkan sistem berbasis darat, laut, dan udara, dalam satu tampilan. Di antaranya; rudal balistik antarbenua (ICBM) DF-61 dan DF31BJ, rudal peluncur kapal selam JL-3, rudal peluncur udara Jinglei-1, dan ICBM berbahan bakar cair DF-5C, yang menurut Xinhua dapat mencapai target di seluruh dunia.
Tank tempur Tipe 99B memulai debutnya di parade militer ini. Tank ini adalah versi yang ditingkatkan dari 99A, yang telah digunakan dalam latihan di medan dataran tinggi. Tank dirancang untuk mencegat dan melawan ancaman seperti drone.
Cina juga memamerkan sistem nirawak dan anti-drone, seperti drone pengintai serangan dan kendaraan udara nirawak UAV loyal wingman yang dirancang untuk terbang bersama jet tempur.
Formasi antidrone menampilkan pencegat, laser berenergi tinggi, dan senjata gelombang mikro yang dirancang untuk melumpuhkan pesawat musuh.
Presiden Xi Jinping dan militer Tiongkok sedang memperlihatkan bagaimana diktum Si vis pacem, para bellum, atau Jika kau menginginkan perdamaian, bersiaplah untuk perang, diterapkan.